Beranda Daerah Boyolali Candi Sari, Peninggalan Mataram Hindu Kuno di Bukit Desa Gedangan, Boyolali

Candi Sari, Peninggalan Mataram Hindu Kuno di Bukit Desa Gedangan, Boyolali

Candi Sari yang berlokasi di Desa Gedangan, Boyolali ini merupakan peninggalan Mataram Hindu Kuno dan masih dilestarikan hingga kini / Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM Di kawasan lereng Gunung Merapi sisi timur, tepatnya  di Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Boyolali ada sebuah bangunan candi. Namanya Candi Sari yang terletak di puncak sebuah bukit kecil, tak jauh dari pemukiman penduduk.

Situs ini tampak terawatt dan asri. Sekelilingnya terdapat pepohonan. Bahkan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng, telah menempatkan juru pelihara untuk merawat benda cagar budaya itu agar tidak rusak.

Disekililing situs adalah areal atau lahan pertanian warga. Meski berada di puncak bukit, namun mudah dijangkau karena bukitnya juga tidak terlalu tinggi. Situs sudah dilengkapi papan informasi yang menjelaskan tentang Candi Sari.

Disebutkan dalam papan informasi itu, bahwa Candi Sari sekarang hanya tersisa pondasinya serta beberapa peninggalan masa Hindu – Buddha. Diatas pondasi terdapat empat buah batu andesit berbentuk seperti ratna di setiap sudutnya.

Serta satu buah Lingga semu di atas seperti lapik arca yang diletakkan di tengah pondasi. Candi Sari Cepogo bernafaskan agama Hindu, karena pada candi tersebut ditemukan benda purbakala masa Hindu – Buddha. Yaitu satu buah Yoni dan satu buah arca Nandi tanpa kepala yang merupakan wahana atau kendaraan dari Dewa Siwa.

Baca Juga :  Gesekan Antar Perguruan Silat di Boyolali Utara, 15 Anggota Diamankan

“Iya, situs Candi Sari ini peninggalan masa kerajaan Mataram Hindu kuno, sekitar abad 9,” kata juru pelihara (Jupel) Candi Sari, Sutrisno, Sabtu (2/9/2022).

Dijelaskan, situs Candi Sari ditemukan pada pemerintahan Belanda sekitar tahun 1915. Saat ditemukan, kondisi batuan candi berserakan. Kemudian ada upaya restorasi bertahap hingga diperoleh bentuk seperti saat ini.

Upaya pemeliharaan terus berlanjut. Bahkan, sejak tahun 1976, BPCB Jateng menempatkan juru pelihara di situs Candi Sari. Sehingga situs purbakala ini terawat dengan baik. Contoh nyata,  saat erupsi Merapi, batuan situs ditutup plastik agar batu tidak rusak terdampak abu vulkanik.

“Saat ini, arca-arca yang masih bagus masih disimpan di muskala Semarang, sebagian di kantor BPCB Prambanan. Ini kan tempatnya terbuka, penjagaannya tidak 24 jam, jadi menghindari risiko-risiko kehilangan.”

Ditambahkan, pemeliharaan dilakukan agar situs dapat digunakan secara maksimal oleh masyarakat. Baik untuk keperluan pendidikan sejarah maupun kegiatan wisata dan peribadatan kalangan umat Hindu.

“Pengunjung cukup banyak. Sebelum pandemi bisa 2.000 lebih pengunjung/bulan. Kini setelah ada pelonggaran kegiatan masyarakat, ada peningkatan jumlah pengunjung lagi. Pengunjung tidak dipungut biaya.”

Baca Juga :  Ketua Partai Gerindra Jateng Sudaryono Genjot Semangat Agus Irawan - Dwi Fajar dan Seluruh Kader Jelang Pencoblosan Pilkada 2024

Para pengunjung dating untuk sejumlah keperluan. Ada yang untuk peribadatan dari umat Hindu. Kemudian juga ada untuk kepentingan pendidikan serta untuk kegiatan pariwisata. Pada Minggu atau hari libur, pengunjung semakin banyak.

Lokasi Candi Sari yang berada di wilayah Gunung Merapi sisi timur ini memang menyuguhkan pemandangan yang indah. Dari tempat tersebut, jika cuaca cerah kita dapat menyaksikan keindahan Gunung Merapi dan Merbabu. Waskita