SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mahasiswa KKN kelompok 179 UNS Surakarta menggelar acara penyuluhan Usaha Tani serta workshop pengolahan hasil perikanan yang dirangkai dengan Digitalisasi Marketing untuk membantu mengatasi permasalahan yang ada, serta untuk meningkatkan potensi yang ada pada Desa Ngargotirto.
Afrannisa, salah satu anggota tim KKN 179 UNS Surakarta menjelaskan, digelarnya program-program tersebut sudah melalui survei lokasi yang dilakukan sebelum mahasiswa KKN resmi diterjunkan pada tanggal 12 Juli 2022.
Di samping itu, tim mahasiswa KKN kelompok 179 juga menemukan bahwa catatan pembukuan bagi warga yang belum maksimal.
“Pencatatan usahatani merupakan kegiatan pencatatan dan perhitungan nilai ekonomis dari kegiatan usahatani yang lengkap dan sistematis dalam jangka waktu tertentu,” ujar Afrannisa.
Pencatatan tersebut bertujuan agar dapat menghitung dan mengetahui keuntungan dan kerugian dalam usahatani.
“Dan kami menyediakan data dasar dalam perencanaan usahatani berikutnya,” ujarnya.
Jadi menurutnya, pencatatan usahatani memungkinkan petani dalam mengelola keuangannya, sehingga dapat mengetahui secara jelas pengeluaran dan pemasukan serta pemisahan kebutuhan usahatani.
Ia membeberkan, terdapat beberapa macam buku pencatatan usahatani sebagai administrasi yang harus dimiliki setiap kelompok tani.
Buku tersebut di antaranya adalah buku kas, buku inventaris, buku notulen, buku tamu, buku daftar hadir, buku induk anggota, serta buku kegiatan.
“Untuk pencatatan individu umumnya berupa buku yang berisi hasil produksi, pengeluaran selama produksi, serta hasil dari usaha lain yaitu hasil ternak,” bebernya.
Afrannisa menjelaskan, buku pencatatan usahatani terbukti memiliki manfaat bagi kelompok tani maupun petani secara individu, karena dapat membantu keberhasilan petani.
Ditambah dengan kurangnya kesadaran petani dalam melakukan pencatatan ini, membuat banyak petani yang mengeluhkan kerugian dalam usahataninya.
Afrannisa mencontohkan, banyak petani yang mencampuradukkan antara pengeluaran untuk usahatani dan pengeluaran di luar usahatani.
“Ini yang menjadi penyebab adanya kerugian petani itu sendiri,” ujarnya.
Program penyuluhan pencatatan usahatani dilaksanakan pada Kamis (4/8/2022) yang bekerjasama dengan penyuluh dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sumberlawang.
Penyuluhan dilakukan dalam pertemuan rutin Kelompok Tani Wanita Sidomaju yang ada di Desa Ngargotirto dengan jumlah anggota kurang lebih 35 orang.
Dengan adanya kegiatan itu, Afrannisa berharap, kesadaran pengurus dan anggota Kelompok Tani Wanita Sidomaju meningkat.
Potensi Perikanan
Selain itu, Desa Ngargotirto memiliki potensi perikanan yang cukup banyak, karena letaknya yang berdekatan dengan Waduk Kedung Ombo.
Masyarakat memanfaatkan kondisi tersebut dengan menjadikan peluang budidaya ikan karamba. Kenyataannya, memang hasil ikan karamba sangat berlimpah, namun penjualan hanya dalam bentuk ikan mentah tanpa melalui pengolahan.
“Ini karena kurangnya pengetahuan masyarakat, dan adanya rasa takut dalam menangani resiko yang kemungkinan bisa saja terjadi,” ujarnya.
Dari latar belakang itulah, Mahasiswa KKN 179 UNS mengelar Workshop Pengolahan Potensi Desa dari Hasil Perikanan pada Selasa (9/8/2022) yang bertempat di Balai Desa Ngargotirto.
Peserta dalam acara itu didominasi ibu-ibu PKK Desa Ngargotirto, yang identik dengan ‘memasak’. Dalam kegiatan tersebut, terungkap bahwa masyarakat belum begitu mengetahui cara pengolahan ikan menjadi makanan cepat saji (frozenfood).
“Pengolahan ikan seperti ini dapat menambah nilai jual hasil panenan ikan sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi warga Desa Ngargotirto” paparnya.
Untuk membuka wawasan warga setempat mengenai pengolahan hasil ikan, dilakuan workshop dengan materi seputar potensi desa serta pemanfaatan potensi desa dan pengolahan potensi desa dari hasil perikanan.
“Bukan hanya teori saja, masyarakat juga diajak praktik mengolah ikan menjadi makanan cepat saji atau frozenfood, dan masyarakat pun diajarkan bagaimana melakukan pengemasan yang baik pada produk olahan ikan tersebut,” paparnya.
Disamping itu, mahir mengolah hasil ikan tanpa diikuti dengan penjualan yang baik, tentu tak akan mampui meningkatkan ekonomi warga.
Karena itulah, sebagai kesinambungan dari pengolahan hasil ikan, masyarakat juga diberi wawasan mengenai Digital Marketing, atau penjualan melalui sarana digital dengan menghadirkan narasumber, Nurahmed.
“Pengolahan dan marketing yang menarik bisa menambah nilai jual dan memperluas pasar,” ujar Afrannisa.
Dalam workshop tersebut, oleh narasumber, warga diajari membuat akun, praktik mencari pasar dan diajari bagaimana mengambil foto produk yang baik dan menarik minat calon pembeli. Redaksi