JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

50 Hektare Lahan di Desa Bagor Jadi Pilot Project Jagung Hibrida Simape. Satu Hektare Bisa Hasilkan 13 ton

Ilustrasi jagung hibrida tongkol 2. Foto/Istimewa
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Baznas membuka Lumbung Pangan dengan pencanangan menanam komoditas jagung hibrida di Desa Bagor, Kecamatan Miri, Sragen.

Sebanyak 50 hektare lahan petani di desa tersebut ditanami jagung hibrida yang penanamannya dipimpin langsung Bupati Sragen.

Program lumbung pangan itu diluncurkan dengan total anggaran Rp 1,2 miliar. Meliputi pengadaan benih, sarana produksi pertanian (saprodi), sarana peralatan pertanian (saprotan), pengembangan SDM (Sekolah Tani) dan biaya pendampingan petani.

Program itu digulirkan bekerjasama dengan PT. Agri Kencana Perkasa Klaten sebagai mitra.

Penanaman jagung hibrida diharapkan dapat mengangkat omset petani menjadi 2 kali lipat dari 4 ton produksi normal menjadi 8 ton per hektare.

Sistem yang dijalankan yaitu dengan melakukan sistem pemberdayaan off taker. Yakni ada jaminan pembelian dari perusahaan mitra Baznas sehingga para petani sudah tak khawatir lagi dengan akses pasar.

Petani dari Kelompok Tani Bagor Sejahtera, Gimo mengatakan komoditas yang ditanam adalah jenis jagung simape. Jenis jagung hibrida ini ditanam untuk pakan ternak.

Dengan masa tanam 105 hari jagung ditanam menggunakan pupuk PPT (Pupuk Pembenah Tanah).

“Kami menyebar benih jagung ini sebanyak 20 kg per hektare. Dulu saat kami belum diajarkan oleh perusahaan mitra, jagung yang dipanen hanya sekita 4 ton. Mudah-mudahan dengan PPT dan pendampingan teknologinya bisa menghasilkan 8-9 ton/ha,” paparnya.

Baca Juga :  Viral Mobil Rusak Usai Minum Dexlite di Sragen, SPBU: Bukan Abal-abal, Tapi Karena Terkontaminasi Air

Saat ini yang dibutuhkan petani adalah adanya mesin dryer dan pihaknya bersyukur Baznas telah mengakomodir pengadaan mesin tersebut.

Pimpinan PT. Agri Kencana Perkasa, Priyo Jatmiko menyambut baik ajakan Baznas dalam memberdayakan masyarakat khususnya petani di Kabupaten Sragen.

Menurutnya, program budidaya jagung ini merupakan yang pertama di Kabupaten Sragen dengan mengurangi porsi pemakaian pupuk kimia sampai 30 % dan digantikan dengan pupuk pembenah tanah atau pupuk organik.

Baznas mempercayakan kepada kami untuk pengadaan bibit strain lokal dengan dua tongkol. Kami juga memproduksi pupuk hayati yang didalamnya ada bakteri untuk mengaktifkan mikroba yang ada didalam tanah dan hormon untuk meningkatkan produksi jagung. Ini merupakan projek kami yang kedua untuk Jawa Tengah, dan sebelumnya kami sudah melakukan di Papua, NTT dan NTB,” ujarnya.

Ia berharap dari pendampingan ini bisa menghasilkan panen jagung 2 kali lipat. Bertepatan pula dengan musim hujan menjadi sangat baik untuk memulai penanaman jagung.

“Seperti di Gowa Sulawesi Selatan yang awalnya hanya menghasilkan 7 ton per hektare. Dengan benih dua tongkol bisa menghasilkan 13 ton per hektare. Di Bagor ini lahan tanahnya adalah tanah tadah hujan dan digarap secara manual. Tentunya dengan teknologi yang dilakukan akan lebih sempurna hasilnya. Terutama ada hasil panen yang meningkat,” ujarnya.

Baca Juga :  Viral Dexlite Abal-abal di Sragen Ternyata Dialami Juga oleh Anggota DPRD Tulungagung, Mobilnya Langsung Ndongkrok di Bengkel 3 Hari

Ia menambahkan sebelum penanaman jagung pihaknya telah melakukan pendampingan untuk diajarkan SOP nya seperti apa.

Seperti dengan penyemprotan hormon juga dapat meningkatkan pertumbuhan daun yang berdampak pertumbuhan buah.

“Kami juga siap membeli hasil panen dengan harga yang kita sepakati. Meskipun para petani siap jual lepas. Karena kami juga mempunyai pabrik pakan ternak kecil di Klaten. Tentunya dengan mengikuti harga pasar dan tidak dibawah harga pasar. Untuk itu petani bisa memutus mata rantai calo atau makelar, petani bisa menjual kepada usernya langsung,” jelas Priyo.

Sementara Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengapresiasi program Baznas pusat dalam membantu masyarakat Kabupaten Sragen dengan tanam jagung.

Dengan bibit yang berkualitas, serta mengurangi pupuk kimia, pola tanam jagung itu diharapkan hasilnya lebih baik tanpa menimbulkan polusi dan juga sehat.

“Kami berharap program ini berhasil. Nanti 105 hari lagi saya kesini untuk membuktikan hasil panen minimal 8 ton per hektare. Terimakasih Baznas pusat semoga program ini berkontinuitas karena Sragen ini wilayahnya sangat luas. Tidak hanya jagung, kedepannya padi organik, ubi, dan sebelah utara ada garut. Insya Allah dengan ketahanan pangan yang kuat negara kita tidak takut dengan resesi dunia,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com