Beranda Daerah Sragen TMMD Sengkuyung Dibuka di Desa Bagor Miri. Target Cor Jalan 570 Meter...

TMMD Sengkuyung Dibuka di Desa Bagor Miri. Target Cor Jalan 570 Meter dan Tanam Jagung 50 Hektare

Bupati Sragen, Dandim, Kapolres berikut Forkompida saat menghadiri pembukaan program TMMD Sengkuyung Tahap III, Selasa (11/10/2022). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung tahap III tahun 2022 kembali digelar. Kali ini TMMD difokuskan di Desa Bagor, Kecamatan Miri.

Dibuka oleh Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, TMMD itu dilaksanakan dengan sejumlah target memperbaiki sarana infrastruktur desa tersebut.

Kegiatan TMMD Sengkuyung tahap III tahun 2022 itu akan digelar selama 30 hari ke depan. Program itu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan.

Dalam laporannya, TMMD akan digelar dengan sasaran pengecoran blok jalan sepanjang 570 meter, lebar 3 meter dan tebal 0,12 meter.

Kemudian bantuan RTLH sebanyak 14 unit dan jamban untuk keluarga sehat sebanyak 15 unit.

“Harapan saya dengan dilaksanakannya program ini akan lebih cepat memajukan Desa Bagor. Baik kemajuan fisik perekonomian maupun kemajuan pengetahuan serta tatanan kehidupan sosial bermasyarakat yang menghantarkan terwujudnya persatuan dan kesatuan di desa Bagor dan khususnya di Kabupaten Sragen,” papar Bupati.

Baca Juga :  Adu Gagasan Calon Bupati Sragen 2024 Bowo Vs Sigit Dalam Mengatasi Bencana Kekeringan Air Bersih di Utara Bengawan

Acara dilanjutkan dengan penyerahan bantuan RTLH, jamban sehat dan UMKM secara simbolis.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Yuni juga mencanangkan penanaman perdana jagung bersama dengan PT Agri Kencana Perkasa.

Perusahaan itu menggelontorkan bantuan senilai Rp 1,2 miliar terdiri dari sarana produksi pertanian, sarana peralatan pertanian, pengembangan SDM dan biaya pendampingan.

Tanam perdana itu digelar di hamparan lahan petani seluas 50 hektare yang merupakan lahan binaan Baznas Sragen.

Komoditas jagung itu diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup petani yang notabene adalah mustahik. Sehingga nantinya program tersebut akan diperluas hektarannya menjadi klaster pertanian jagung yang terindustrialisasi. Wardoyo