JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wakil Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Jakarta, Billy Haryanto mengusulkan ke pemerintah agar mengganti program bantuan pangan non-tunai (BPNT) dari Kemensos dari sebelumnya beras menjadi uang tunai.
Imbauan itu dilontarkan sebagai antisipasi ancaman krisis pangan yang dikhawatirkan akan melanda Indonesia.
Saat ini, kondisi stok beras milik Bulog juga mulai menipis hanya tersisa 500.000- 600.000 ton. Jumlah itu dikhawatirkan tidak bisa mengkover kebutuhan BPNT jika tetap disalurkan dalam wujud beras.
“Selama ini, BPNT itu kan biasanya disalurkan wujud beras. (BPNT) biasanya kebutuhannya sebanyak 650.000 ton. Nah, barangnya saja enggak ada sampai segitu, bisa krisis,” papar Billy, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (19/11/2022).
Pengusaha kenamaan asal Sragen itu menyebutkan bahwa Kementerian Sosial punya peran penting dalam menjaga kestabilan terhadap stok beras yang ada.
Karenanya dengan kondisi stok yang makin menipis itu, pemerintah diharapkan bisa bijak menyikapi dengan mengganti BPNT dalam bentuk uang.
Langkah itu dinilai realistis untuk mencegah krisis pangan sekaligus menjamin kelangsungan BPNT ke masyarakat.
“Nah, rencana bantuan BPNT itu sementara bisa diganti uang tunai. Kalau sampai Kemensos gelontorkan BPNT pakai beras, barangnya enggak ada, enggak akan cukup,” jelas pengusaha yang akrab disapa Billy Beras itu.
Ia juga mengimbau agar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo agar transparan dalam memberikan informasi soal ketersediaan beras.
Hal itu dipandang penting mengingat panen raya masih akan berlangsung di bulan Februari mendatang. Dikhawatirkan dengan stok yang ada, krisis pangan akan melanda Indonesia.
“Jadi, Kementan jangan bilang surplus, itu beras enggak boleh dipolitisasi. Masalah perut, enggak enggak boleh, itu sangat bahaya,” ucapnya. Wardoyo
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com