BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Peninggalan Belanda masih bisa ditemui di sejumlah tempat di Boyolali. Salah satunya di Desa Desa Candi, Kecamatan Ampel, Belanda berupa Kerkhof Ampel.
Namun, selama ini warga setempat lebih mengenalnya sebagai makam Belanda.
Ya, Kerkhof tersebut memang makam keluarga Johannes Augustinus Dezentje. Kerkhof Ampel ini sudah masuk dalam inventaris BPCB Jawa Tengah.
Kawasan Kerkhof Ampel juga sudah dibangun pagar keliling oleh ahli waris keluarga Johannes Augustinus Dezentje.
Menurut pemerhati sejarah dan Budayawa Boyolali, Koesworo Rahardian,
Johannes Augustinus Dezentje atau yang dikenal Tinus adalah tuan tanah legendaris di Vorstenlanden, sebutan bagi wilayah-wilayah jajahan Belanda di Surakarta dan Yogyakarta.
“Luas tanah atau wilayah perkebunan kopi miliknya mencapai 1.275 hektar. Perkebunannya mengitari sisi utara gunung Merapi-Merbabu. Mulai dari Boyolali, Banaran hingga Bawen,” ujarnya, Minggu (6/11/2022).
Dijelaskan, kebun kopi yang dikuasai Tinus menjadi nomor 2 setelah di tanah Parahyangan, Jawa Barat. Tanaman kopi mulai ditanam di Ampel oleh Johannes Augustinus Dezentje sekitar tahun 1815. Dia hidup dan meninggal di Ampel.
“Saat ini bekas-bekas kejayaan kopi Ampel masih dapat ditemui hingga kini.”
Sebagai bukti, masih ada sejumlah pohon kopi berukuran besar dan tinggi tumbuh subur di beberapa tempat kawasan kaki gunung Merbabu.
Awalnya, Johannes Augustinus Dezentje atau yang dikenal Tinus, datang ke pulau Jawa sebagai anggota militer Belanda.
“Dia bertugas selaku pengawal raja Keraton Kasunanan Surakarta.”
Karena dedikasinya, termasuk perannya dalam Perang Jawa melawan Diponegoro, Tinus akhirnya mendapat penghargaan. Tinus lalu pindah ke wilayah Ampel setelah menikahi kerabat Keraton Surakarta bernama Raden Ayu Tjokrokoesoemo.
“Tinus ingin, membangun rumah dan mengembangkan usaha perkebunan kopinya di wilayah Ampel. Istrinya juga diajak serta tinggal di Ampel hingga akhir hidupnya.” Waskita