JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Boyolali

Bukan Uang, Abah Lala Sang Pencipta Lagu “Ojo Dibandingke” Malah Terima Hadiah Sapi Metal

Pencipta lagu Ojo Dibandinke, Abah Lala, alias Agus Purwanto menerima hadiah sapi Metal dalam rangka HUT ke-72 DPRD Boyolali / Foto: Waskita
   

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM DPRD Boyolali terus bertelkad memberikan perhatian dan apresiasi terhadap musisi lokal. Salah satunya, perhatian itu diberikan kepada Abah Lala pada rangkaian Hari Jadi ke-72 DPRD Boyolali.

Abah Lala, penyanyi asal Desa Clunthang, Kecamatan Musuk, Boyolali ini mencuat namanya melalui lagu “Ojo Dibandingke”.

Lagu tersebut sempat dinyanyikan Farel Prayoga di hadapan Presiden Joko Widodo. Dari situlah, namanya berkibar dan job menyanyi pun terus berdatangan.

Namun yang unik, penghargaan yang diberikan lembaga wakil rakyat itu bukan dalam bentuk piagam, trofi, atau cinderamata. Namun justru berupa seekor sapi jantan jenis Simental atau yang lebih dikenal sapi metal. Warna sapi kombinasi coklat dan putih.

Baca Juga :  Lama Usulan Perbaikan Tak Direspons Pemerintah, Warga Cepogo, Boyolali Pun Perbaiki Jalan Rusak Secara Swadaya

Sapi metal itu diserahkan langsung oleh Ketua DPRD Boyolali, Marsono.

“Ini sebagai apresiasi kepada seniman lokal Boyolali yang telah mendunia. Kami berharap apresiasi ini mampu menginspirasi  generasi muda agar terus berkarya,” ujar Marsono.

Baginya, Abah Lala yang memiliki nama asli Agus Purwanto adalah musisi kebanggaan Boyolali. Meski berasal dari lereng gunung Merapi, namun karyanya bisa tembus hingga panggung seni nasional.

“Saya kenal Abah Lala ini jauh sebelum dia terkenal. Yang menarik, Abah Lala bisa menjadi besar dari merawat seni tradisional gedruk. Ini tentu sangat luar biasa.”

Baca Juga :  Ultah ke-5, Kebun Raya Indrokilo Boyolali Diserbu Anak-anak Sekolah

Abah Lala pun terharu atas apresiasi yang diterimanya. Hadiah sapi metal akan dipelihara guna menambah populasi sapi miliknya. Dia mengaku tidak bisa meninggalkan pekerjaanya sebagai peternak di desa asalnya.

“Saya ini suka beternak dan bertani. Nanti kalau sudah tidak menyanyi lagi, saya akan beternak sapi di desa.”

Dia juga sempat memberi wejangan kepada generasi muda Boyolali untuk terus berkarya. Sebisa mungkin, anak muda membuat karya sendiri daripada memperjuangkan karya milik orang lain.

“Nama Boyolali jangan sampai kalah di kancah seni nasional. Boyolali harus moncer.” Waskita

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com