Beranda Daerah Boyolali 200 Ton Ikan di Kedungombo Mati, Hasil Pengecekan Disnakan Boyolali : Air...

200 Ton Ikan di Kedungombo Mati, Hasil Pengecekan Disnakan Boyolali : Air di WKO Sudah Layak untuk Ikan

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Berbagai upaya dilakukan petani ikan keramba Waduk Kedungombo (WKO) Kecamatan Kemusu untuk menyelamatkan ikan yang tersisa dari kematian akibat dampak upwelling atau pergerakan air. Hal itu dilakukan para pemilik keramba untuk mengurangi dampak kerugian.

Langkah yang dilakukan adalah memindahkan ikan ke keramba lainnya. Petani juga terus menyemprotkan air ke dalam keramba miliknya. Tujuannya, untuk meningkatkan kadar oksigen air di dalam keramba.

Disisi lain, hasil pemeriksaan air oleh tim Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali juga menunjukkan hal positif. Dinyatakan bahwa air di WKO sudah layak untuk ikan. Dampaknya, kematian ikan dalam keramba tak terjadi lagi.

“Mulai dari kandungan oksigen, PH, Nitrit dan Phosphat layak ikan,” ujar Kabid Perikanan, Disnakkan Boyolali, Nurul Nugroho, Rabu (4/1/2023).

Dijelaskan, dari hasil pemeriksaan, diketahui, kandungan dissolved oksigen (DO) atau kandungan oksigen dalam air sebanyak 4,7 mg/L. Sedangkan suhu air berkisar antara 29-30 derajat Celcius.

Baca Juga :  Debat Publik Pilkada Boyolali Jadi Ajang Agus-Fajar Beberkan Visi dan Misi

Untuk kadar PH 6-7, sedangkan kadar nitrit 0,01 mg/L. “Kesimpulannya, kondisi perairan WKO, utamanya kawasan bidaya keramba sudah mulai membaik dilihat dari parameter kualitas air secara fisik dan kimia,” kata Nurul.

Namun demikian, petani masih tetap disarankan untuk menaikkan DO yang masih rendah. Sebab, kandungan oksigen larut dalam air kurang dari 5 mg/L. Petani diminta terus memompa air ke dalam keramba guna memasukkan oksigen ke dalam air.

“Untuk ikan mati yang masih di dalam keramba, kita sarankan untuk segera dibuang dan dikubur. Jika dibiarkan akan memicu timbulnya penyakit baru, parasit, bakteri, jamur.” tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, kematian terjadi di keramba milik petani budidaya Waduk Kedungombo (WKO) kawasan Kecamatan Kemusu. Tak main- main, kematian ikan mencapai 200 ton dengan nilai kerugian mencapai Rp 6,1 miliar.
Menurut Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, kejadian upwelling sebenarnya rutin terjadi setiap tahun. Pemicunya adalah cuaca ekstrem. Hanya saja, dampak kematian ikan kali yang terbesar. Waskita