JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Di Tengah Prokontra Sistem Prporsional Terbuka atau Tertutup, Refly Harun Pernah Usulkan Sistem Campuran. Penasaran? Ini Penjelasannya

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun / tempo.co
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di tengah pro kontra antara sistem proporsional tertutup atau terbuka dalam Pemilu 2024 mendatang, pakar hukum tata negara, Refly Harun pernah mengusulkan Pemilu dengan sistem campuran (mixed member proportional).

Menurut Refly Harun, sistem campuran merupakan sistem pemilihan umum yang menggabungkan antara dua sistem pemilu yang dikenal di dunia, yaitu sistem mayoritarian atau single district dan sistem proporsional tertutup.

“Proporsionalnya, misalnya, proporsional nasional. Jadi ketua atau aktivis partai bisa masuk, tetapi tetap ada upaya meloloskan diri pada parliamentary treshold. Mereka tidak bisa berleha leha, karena kalau tidak lolos parliamentary treshold, partai itu tak bisa kirim wakil ke parlemen,” jelas Refly.

Baca Juga :  Pakar: Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Picu Inflasi

Dia menyatakan setiap sistem Pemilu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Proporsional terbuka membuat rakyat memilih secara langsung calon pilihan mereka, tetapi kecurangan makin tinggi karena biaya dan unit perhitungan makin banyak.

Sementara itu, proporsional tertutup lebih sederhana karena unit perhitungan lebih sedikit. Namun, partai politik (parpol) dapat menyetir siapa yang lolos dan tidak lolos. Sebab, urutan pilihan didasarkan pada urutan proprosional yang diajukan setiap parpol.

Refly megatakan sebagian anggota parlemen tidak menyetujui sistem proporsional tertutup karena sistem ini hanya menjadikan calon legislatif sebagai kuda tunggangan. Mereka yang mendapatkan nomor urut bawah hampir dapat dipastikan tidak akan mendapat kursi.

Baca Juga :  Prabowo-Gibran Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden, Upaya DPP PDIP ke PTUN Sia-sia

Meskipun begitu, Refly Harun menekankan tidak ada sistem pemilu yang mutlak benar atau baik, tetapi tergantung kebutuhan. Ia menekankan untuk mehami sistem pemilu itu seperti apa, jangan sampai terkecoh pada pilihan antara proporsional terbuka atau proporsional tertutup.

Refly Harun mengatakan sistem pemilu yang semakin kompleks membuka lebih besar kemungkinan kecurangan.

“Yang paling penting adalah pemilu itu jujur dan adil,” kata dia.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com