Beranda Umum Opini Rehabilitasi Pasien Pasca Covid-19

Rehabilitasi Pasien Pasca Covid-19

Rosma Karinna Haq, S.Kep.,Ns., M.Kep. Perawat RSUD Dr. Moewardi / Foto: Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Covid-19 merupakan penyakit infeksi yang menyebabkan gangguan pernapasan, yang dampaknya dapat berakibat pada disfungsi fisik maupun psikologis.

Beberapa kasus menunjukkan bahwa pasien Covid-19 dengan waktu rawat inap yang lama seringkali mengalami gejala kelemahan otot, gangguan keseimbangan, keterbatasan mobilitas fisik, nyeri sendi, leher dan bahu sampai terganggunya aktivitas fisik.

Karena itulah, proses rehabilitasi penting dilakukan bagi pasien pasca Covid-19. Program rehabilitasi dapat membantu memulihkan fungsi fisik dan pernapasan, mengurangi kecemasan serta depresi, terutama pada pasien pasca Covid-19 dengan penyakit penyerta.

Tujuan lain dari program rehabilitasi pasien pasca Covid-19 adalah memperbaiki gejala sesak napas, mencegah komplikasi dan kecacatan, mempertahankan fungsi tubuh secara maksimal dan meningkatkan kualitas hidup.

Rehabilitasi yang diajarkan kepada pasien pasca Covid-19 meliputi rehabilitasi pernapasan, pendidikan pola hidup sehat, mendorong pasien untuk berpartisipasi dalam kegiatan keluarga atau kegiatan sosial.

Rekomendasi untuk rehabilitasi pernapasan, meliputi:

(1) Latihan aerobik berupa jalan kaki, jalan cepat, jogging, berenang dan sebagainya.

Kegiatan ini dilakukan mulai dari intensitas rendah, yang secara bertahap ditingkatkan ke intensitas sedang hingga intensitas tinggi.

Latihan aerobik dilakukan dengan durasi 3 sampai 5 kali per minggu, dimana setiap kali latihan dilakukan selama 20 sampai 30 menit (latihan intermitten dapat digunakan pada pasien yang beresiko terjadi kelelahan).

(2) Latihan kekuatan, meliputi latihan ketahanan progresif. Latihan ini direkomendasikan untuk dilakukan dalam frekuensi 2 sampai 3 kali per minggu, dengan periode latihan selama 6 minggu.

(3) Latihan keseimbangan, terutama direkomendasikan untuk pasien dengan gangguan keseimbangan.

(4) Latihan pernapasan, dilakukan pada pasien yang mengalami sesak napas, mengi, kesulitan bernapas dan sulit mengeluarkan dahak. Pasien akan dilatih dengan latihan bernapas serta latihan mengeluarkan dahak.

Akan tetapi, latihan ini perlu dihentikan, apabila muncul beberapa kriteria, seperti fluktuasi suhu tubuh yang melebihi 37 derajat Celcius (>37°C), terjadinya gangguan pernapasan, kelelahan yang ekstrem serta  kondisi yang tak kunjung membaik setelah istirahat.

Apabila pasien mengalami gejala sesak napas, nyeri dada, kesulitan bernapas, batuk parah, pusing atau sakit kepala, penglihatan kabur, jantung berdebar, kesulitan berdiri atau gejala lainnya, disarankan untuk segera konsultasi dengan dokter.

Sementara itu, rehabilitasi paru direkomendasikan terutama untuk meningkatkan pemulihan fisik dan fungsional penyintas Covid-19. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan pengkajian kebutuhan pasien secara komprehensif oleh tim multidisiplin. [*]

Rosma Karinna Haq, S.Kep.,Ns., M.Kep.

Perawat RSUD Dr. Moewardi