JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Virus LSD Mulai Serang Sapi-sapi di Sragen! Mulai dari Bentol Seluruh Tubuh hingga Lumpuh

Sapi milik peternak di Gemolong, Sragen ini benjolan-benjolan di sekujur tubuhnya, karena virus LSD / Foto: Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Para peternak sapi di Sragen mulai ketar-ketir dengan merebaknya virus Lumpy Skin Disease (LSD).

Pasalnya, hingga kini sudah ada 12 ekor sapi milik warga Desa Peleman, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen yang terpapar.

Di sekujur tubuh sapi-sapi itu muncul benjolan-benjolan hingga kaki sapai sampai bengkak.

“Pertama muncul benjolan di bagian bawah, hanya beberapa. Hari kedua benjolannya merata hampir seluruh badan,” kata Sakiman, warga Dusun Bakalan, Desa Peleman, Gemolong, Sragen yang sapinya terkena LSD.

Sakiman menjelaskan beberapa benjolan pertama di sekitar leher dan badan sapi itu diketahui sejak empat hari lalu. Semula Sakiman mengira benjolan itu akibat gigitan serangga. Dia kemudian meminta mantri hewan untuk mengecek sapinya.

Selain muncul benjolan, Sakiman berujar, virus LSD juga menyebabkan kaki sapinya menjadi agak bengkak. Nafsu makan dan minum sapi itu juga menurun, berimbas pada bobotnya.

Dua ekor sapi di kandang Sakiman pun terkena LSD semua.

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

“Ini sudah diobati, yang satu terpaksa dijual dengan harga murah dari pada sampe tak mau berdiri, harga sapi jauh lebih murah,” ujar Sakiman.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Peternakan, Toto Sukarno mengatakan, dari ratusan sapi yang terinfeksi semua sudah mendapat penanganan. Saat ini Pemkab masih tersedia 4.000 vaksin untuk sapi-sapi yang terkena virus LSD.

”Sampai detik ini, Sudah ada 8 Kecamatan yang sudah melaporkan dan satu kecamatan sudah melakukan vaksinasi, kami harapkan tidak panik, karena kalau sembuh ini kulitnya juga pulih kembali,” katanya.

Meski begitu, ia meminta para peternak sapi untuk menjaga kebersihan kandang sapi. Apalagi, penularan virus LSD bersifat sporadis dan menular melalui vektor, seperti gigitan serangga nyamuk, lalat, dan caplak.

”Jaga kebersihan, biosekuriti, kemudian juga memberikan makanan yang cukup vitamin, bergizi,” pintanya.

Toto menjelaskan secara fisik tampilan sapi yang terpapar virus LSD menjadi kurang menarik, nafsu makan turun akibat daya tahan tubuh melemah. Sehingga selain terdapat benjolan-benjolan di sekujur tubuh, sapi juga bisa terlihat kurus.

Baca Juga :  Karang Taruna Bina Karya Muda di Sragen Menggelar Acara Takbir Keliling Hari Raya Idul Fitri 1445 H Diiringi Musik Drumband

”Tapi ketika sembuh dia (benjolan-benjolan) akan mengering sendiri, dan nafsu makan akan pulih kembali,” jelasnya.

Antisipasi selanjutnya, dinas akan melakukan vaksinasi pada sapi-sapi yang beradius cukup dekat dengan sapi terpapar LSD. Toto menjelaskan sapi-sapi di tempat lain juga berpotensi terpapar LSD bila sekitarnya ada lalat, caplak, dan serangga lainnya.

”Berpotensi sekali kalau ada lalat, caplak, atau serangga lainnya yang terbang ke sana. kaya orang DB (Demam Berdarah) juga, satu kandang bisa selamat bila tidak digigit atau ditempeli dari salah satu serangga,” kata dia.

Penularan juga tergantung dengan daya tahan tubuh sapi. Sejauh ini, Toto belum mendapat laporan terkait kematian sapi akibat LSD. Sampai saat ini, pencegahan LSD dilakukan melalui himbauan-himbauan UPT kepada peternak agar menjaga kebersihan kandang dan memberikan pakan yang bergizi. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com