JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Boyolali

Warga Sidomulyo Boyolali Ini Olah Ketela Pohon Jadi ‘Singkong Meledag’, Penasaran Rasanya?

Proses produksi ‘Singkong Meledag' di Dukuh Berdug Kidul, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel, Boyolali. Waskita
   

BOYOLALI, JOGLOSEMARNWEWS.COM — Singkong selama ini dikenal sebagai bahan pangan berharga murah. Namun, kini olahan singkong sudah naik kelas.

Dari keterampilan tangan Widaryanto (46) warga Dukuh Berdug Kidul, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel, Boyolali inilah ketela pohon ini dioleh menjadi singkong dalam kemasan beku siap saji.

Dia menjual olahan ‘Singkong Meledag’ dalam kemasan beku. Pemasarannya mencakup Jogja dan sejumlah kota di Jawa Tengah hingga kawasan Jabodetabek. Dibantu 6 karyawan, kini dia mampu mengolah singkong sebanyak 5 kuintal/hari dengan omzet mencapai Rp 5 juta/hari.

Namun demikian, keberhasilan itu tak diraih dengan dengan serta merta. Dia bahkan sempat berkali- kali gagal memasak singkong seperti yang diinginkan sehingga menderita kerugian. Namun dia tak putus asa hingga usahanya sukses seperti sekarang.

“Ya, biasa. Namanya coba- coba dan gagal,” kata Widaryanto, Kamis (26/1/2023).

Baca Juga :  Relawan Bolone Master Gelar Deklarasi, Usung Mas Dokter untuk Maju Pilbup Boyolali 2024

Dijelaskan, usaha singkong meledag beku dirintis sejak tahun 2014. Awalnya dia membuka outlet singkong keju meledak di kawasan Kaliurang, Jogja. Bahkan, usaha berkembang hingga 25 outlet.

Namun, kejenuhan pun muncul karena ada dorongan untuk pulang kampung. Di rumah, dia pun lantas membuat branding, ‘singkong meledag’ dalam kemasan beku. Ketika digoreng, singkong seperti berkulit krispi dengan bagian dalam empuk dan lembut.

Diapun membuat bangunan khusus untuk produksi disampig rumahnya. Sedangkan singkong didatangkan dari Wonosobo dan sekitarnya. Saat ini harga bahan baku singkong mentah berkisar Rp 3 – Rp 3,5 ribu/ kilogram.

Seluruh proses produksi dilakukan mandiri. Kini, dia sudah dibantu enam karyawan yang merupakan warga sekitar. Sekarang bisa produksi sampai lima kuintal singkong perhari. Ada tiga varian rasa yang dikembangkan.

“Varian original atau singland (Singkong Thailand). Itu saya kemas lengkap dengan fla-nya. Lalu, singkong susu yang direbus dengan susu agar gurih. Ada juga singkong kres dengan bentuk stik,” tuturnya.

Baca Juga :  Memprihatinkan, Prasasti Sarungga di Cepogo, Boyolali  Merana, Belum Dilindungi Secara Arkeologis

Menurut dia, kunci agar singkong enak adalah senantiasa menggunakan bahan singkong baru. Karena singkong mentah jika terlalu lama terkena angin, kualitasnya kan menurun. Maka dia hanya meminta pengiriman bahan baku sesuai kemampuan produksi.

“Kalau singkong beku dalam kemasan ini bisa bertahan lima bulan hingga satu tahun. Asalkan tetap dalan keadaan beku,” katanya.

Dia pun mencoba memberdayakan petani setempat untuk bertanam singkong. Caranya, dia mendatangkan bibit singkong dari Wonosobo. Ternyata kualitas panen bagus, bahkan lebih baik dari singkong asli Wonosobo.

“Sayangnya, hasil panen masih terbatas dan belum mencukupi untuk produksi secara rutin. Jadi, ya masih tetap bergantung pasokan singkong dari Wonosobo” tutupnya. Waskita

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com