Beranda Daerah Wonogiri Apa Jadinya Jika Budidaya Sayur Dijadikan Jurnal? Nyata Terjadi di SDN 3...

Apa Jadinya Jika Budidaya Sayur Dijadikan Jurnal? Nyata Terjadi di SDN 3 Sukoharjo Tirtomoyo Wonogiri

Sayur
Budidaya sayur di SDN 3 Sukoharjo Tirtomoyo Wonogiri. Dok. SDN 3 Sukoharjo Tirtomoyo Wonogiri

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sudah tahu jurnal budidaya sayur? Kalau belum coba sesekali berkunjung ke SDN 3 Sukoharjo Tirtomoyo Wonogiri.

Di SDN 3 Sukoharjo Tirtomoyo Wonogiri para murid dilatih membuat jurnal budidaya sayur. Khususnya sayuran organik.

Mereka menanam bayam, kangkung, cabai dan tanaman obat keluarga (Toga) berupa jahe merah menggunakan pupuk kompos.

Kepala SDN 3 Sukoharjo Tirtomoyo Wonogiri Yudo Tri Kuncoro membeberkan, budidaya sayuran organik itu merupakan kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Siswa kelas IV pada semester I lalu menerapkan tema gaya hidup berkelanjutan yang diimplementasikan dengan pembuatan pupuk organik.

Selanjutnya pada semester II menerapkan tema jewirausahaan dengan mengaplikasikan pupuk bokasi atau organik dalam budi daya sayuran.

Pihaknya ingin pembelajaran bermakna, sehingga tahu betul tentang P5, bisa mandiri, bekerja sama, kreatif dan pembentukan karakter.

Baca Juga :  Jijik dan Bikin Kotor, Ulat Daun Jati Ganggu Pengguna Jalan di Wonogiri, Pengendara Putar Jalur Cari Alternatif

Deni Suseno, guru SDN 3 Sukoharjo Tirtomoyo Wonogiri menambahkan, para siswa bercocok tanam menggunakan pupuk organik.

Murid-murid membawa pupuk kandang (kotoran ternak) dari rumah kemudian difermentasi menjadi pupuk organik di sekolah.

Pupuk organik hasil karya siswa selanjutnya digunakan untuk membudidayakan berbagai jenis sayuran, antara lain bayam, kangkung, cabai, dan jahe merah.

Sayuran tersebut ditanam di dalam polibag. Jumlahnya mencapai 300 polibag. Sebanyak 60 di antaranya ditanami bayam.

Selama proses budidaya itu, para siswa mengamati, mencatat, kemudian menuliskannya ke dalam jurnal.

“Tanaman bayam yang paling cepat panen. Hanya tiga minggu dan hari ini kami panen bayam. Anak-anak bisa mengamati prosesnya tanpa membutuhkan waktu yang panjang,” terang Deni Suseno.

Mereka berhasil memanen hingga 30 ikat bayam. Sebagian dimasak untuk dimakan bersama di sekolah. Sebagian lagi dijual ke warga sekitar sebagai implementasi tema kewirausahaan.

Baca Juga :  Pilkada 2024 Libur Nasional, Rabu 27 November 2024 Tak Masuk Kerja

Uang yang didapat nanti dikembangkan untuk kegiatan anak-anak. Aris Arianto