JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Dipercaya Bisa Tolak Bencana Alam Dan Penyakit Ratusan Warga Desa Tangkil Sragen Kirab Bersih Desa

Tradisi bersih desa, juga turut dihadiri oleh turis asal Jerman Mis Claudia | Huriyanto
Tradisi bersih desa, juga turut dihadiri oleh turis asal Jerman Mis Claudia | Huriyanto
ย ย ย 

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Dipercaya bisa tolak bencana dan penyakit, ratusan masyarakat desa Tangkil, Kecamatan Sragen Kota, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah menggelar kirab bersih desa.

Diikuti oleh sejumlah orang dewasa dan anak anak, ratusan orang tersebut berjalan keliling kampung dengan membawa makanan khas kenduri seperti ayam panggang, pisang, nasi tumpeng, lauk pauk, buah buahan, sayuran sayuran hasil bumi, dan sejumlah jajanan pasar semua diarak keliling kampung, hingga sampai finis di lokasi salah satu tempat yang di sakralkan (sedang) mbah putih.

Setelah sampai di lokasi mbah putih, makanan kenduri langsung dikumpulkan dan dibuka serta langsung didoakan bersama dipimpin sesepuh desa.

Tradisi bersih desa, juga turut dihadiri oleh turis asal Jerman Mis Claudia.
Claudia sudah berhari-hari berkunjung di Desa Tangkil, selain melakukan wisata ia juga ikut berbaur dan menikmati kehidupan di pedesaan di Sragen.

“Saya suka sekali tinggal di sini, masyarakat disini ramah ramah dan saya disini ikut tradisi kirab budaya, saya disini juga sedang menyelesaikan lukisan saya,” jelasnya.

Danyang Subur (60), selaku ketua acara kirab bersih desa ditemui wartawan mengatakan bahwa tradisi bersih desa sudah dilakukan sejak dahulu.

Baca Juga :  Geger Mobil Baru Langsung Rusak, Anggota DPRD Tulungagung Juga Mengalami Kerusakan Mobil Usai Mengisi Dexlite di SPBU Sragen

“Tradisi ini udah digelar setiap tahunya, pada awalnya lokasi ini adalah bulak dan jauh dari desa, sebelah utara itu desa ngelo dan sebelah selatan sragen lor, karena letaknya strategis dulunya ini adalah belik sumber air, dulu masyarakat memangfaatkan pada saat bekerja di kebun tebu jaman belanda,” kata Danyang subur, Sabtu 4 Maret 2023.

Menurut Danyang subur, nenek moyang atau lelulur dahulu banyak menghabiskan waktunya di lokasi belik mbah putih tersebut usai bekerja di kebun tebu jaman belanda. Bahkan lokasi belik mbah putih ini juga diyakini sangat sakral dan kramat.

“Dulu karena lama aktivitas disini, para pekerja tidak pulang ke rumah masing masing dan mereka bikin rumah sederhana untuk berteduh disini, dan akhirnya terbentuklah banyak rumah dan menurut nenek moyang dulu besok akan menjadi rejo, akhirnya sekarang dinamakan Bulakrejo oleh helli penespen,” jelasnya.

Dahulu kala, menurut Danyang subur banyak masyarakat menyebutkan lokasi kramat tersebut dinamakan mbah belek putih.

“Dulu disebutnya mbah belik putih, karena duku sekitaran sini ada belut dengan kepala putih, dan belut itu kadang berubah menjadi ular kadang jadi belut makanya dinamakan mbah belik,” bebernya.

Baca Juga :  ASN Sragen Mendapatkan Layanan Penukaran Uang Baru dari Bank Indonesia Solo

Selain menjadi sumber mata air yang dimanfaatkan warga, lokasi belik mbah putih akhirnya dijadikan punden dan di pundi-pundinsampai sekarang.

“Jadi punden sekarang, dulu pernah di gali dengan sumur bur tapi airnya sekarang udah ngak dimanfaatkan lagi,” ujarnya.

Dengan adanya Sadranan dan kirab bersih desa ini, masyarakat berhadap masyarakat bisa terhindar dari marak bahaya dan penyakit serta diberikan hasil panen yang melimpah dari tuhan yang telah memberikan sumber mata air.

“Dengan kirab seperti ini akan lebih semangat dan meriyah lagi, karena ini wujudnya bersyukur dengan adanya budaya dan adanya kirab akhirnya akan bisa menjadi budaya yang bagus, yang jelas ini sebagai wujud syukur dan menolok bencana, iya termasuk banjir ini agar segera selesai,” ujarnya.

Sementara itu, Suyono kepala desa Tangkil yang juga ikut menghadiri acara kirab bersih desa dan sadranan memberi apresiasi dan mendukung acara masyarakat yang masih nguri nguri budaya dan sejarah di desanya.

“Kami sebagai pemerintah desa, ini sebagai wujud terimakasih pada tuhan yang telah memberikan nikmat, makanya kita syukuri dengan kegiatan ini, iya ada yang percaya ini bisa menolak bencana,” ujarnya.

Huriyanto

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com