BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Para petani di wilayah Kecamatan Selo mengeluhkan dampak hujan abu Merapi. Pasalnnya hujan abu tersebut merusak tanaman sayur di ladang mereka.
Bahkan, sebagian lahan tanaman cabai di ladang gagal panen karena buah cabai membusuk. Seperti di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, sebagian buah cabai membusuk atau layu sehingga kualitas hasil panen pun menurun.
Akibatnya, harga jual cabai di tingkat petani juga menurun. “Ya, harganya turun karena kualitas cabai juga turun,” ujar Nur Hayani, salah satu petani.
Dijelaskan, harga cabai teropong yang banyak ditanam petani menurun dari Rp 30 ribu/kg menjadi Rp 23 ribu/kg. Demikian pula harga cabai rawit ikutan turun yaitu dari Rp 60 ribu/kg menjadi Rp 50 ribu/kg.
“Itupun kami harus membersihkan cabai yang terkena abu Merapi. Caranya dengan diayak sehingga abunya menyisih di bagian bawah.”
Ditemui terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali, Bambang Jiyanto mengakui dampak hujan abu terhadap tanaman di ladang. Seperti di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, ada puluhan hektare tanaman aneka cabai ikut terdampak.
Menurutnya, saat ini ada 79 hektare tanaman cabai berbagai jenis sedang berbunga. Karena terpapar abu Merapi, maka bunga cabai pun gagal menjadi buah. Jadi petani harus menunggu bunga berikutnya.
“Petani juga harus mencuci terlebih dahulu sayur yang akan dijual ke pasar agar bersih dari abu vulkanik Merapi.”
Sementara itu, Asisten II Sekda Boyolali, Insan Adi Asmono mengungkapkan, pihaknya secepatnya melakukan koordinasi dengan jajaran terkait guna meringankan beban petani yang terdampak hujan abu.
“Kita nanti bisa membantu petani untuk melakukan pembersihan lahan yang siap panen. Kita juga menyiapkan beberapa skenario untuk membantu perekonomian masyarakat sehingga bisa mengurangi dampak abu Merapi tersebut. Waskita