JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Soal Gagasan Koalisi Besar, Gerindra Pastikan Bakal Komunikasi dengan PDIP

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani (kanan) saat menggelar konferensi pers soal Sandiga Uno di Kemang, Jakarta Selatan, Senin (16/1/2023) / tempo.co
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Partai Gerindra dan PDI Perjuangan terbuka gagasan untuk membentuk sebuah koalisi besar.

Bahkan mengenai kepastian rencana tersebut telah dilontarkan oleh Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani.

Sebagai partai pemenang Pemilihan Umum yang lalu, kata Muzani, PDIP tidak bisa ditinggalkan begitu saja.

Karena itulah, Muzani mengatakan komunikasi dengan PDIP merupakan hal penting. Gerindra, menurutnya, memandang perubahan ke depan tidak bisa terjadi tanpa keterlibatan PDIP di dalamnya.

“Kita pasti akan komunikasi juga dengan PDIP, karena PDIP partai pemenang Pemilu. Tapi perlu proses, kesabaran, karena kesibukan dan kegiatan antara partai cukup padat,” kata Muzani di Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (6/4/2023).

Gagasan pembentukan koalisi besar mencuat usai Presiden Joko Widodo alias Jokowi memberikan restu terhadap peleburan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dengan Koalisi Indonesia Bersatu.

Koalisi KIR terdiri atas Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa, sementara KIB digawangi oleh Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan.

 

Pentingnya Koalisi Besar

Direktur Eksekutif Algoritma Aditya Perdana menilai koalisi besar ingin dibentuk para elite atas sejumlah pertimbangan.

Baca Juga :  Sejak Pilpres 2004 Hingga 2024, MK Selalu Tolak Gugatan Pilpres, Prabowo Cetak ‘Hattrick’ Ditolak MK, Kini Kondisi Berbalik

Menurut dia, koalisi besar mesti dibentuk mengingat perlunya calon presiden dan calon wakil presiden yang bisa melanjutkan agenda pembangunan Jokowi di periode berikutnya.

Selain itu, kata Adit, koalisi perlu dibentuk berkaca pada kebutuhan untuk memenangkan Pemilihan Presiden 2024 yang ditopang dengan elektabilitas capres cawapres yang tinggi. Sehingga, gelaran Pilpres bisa ditunaikan satu putaran saja.

“Argumennya tentu terkait dengan efisiensi anggaran Pemilu,” kata Adit dalam keterangannya, Kamis (6/4/2023).

Kendati demikian, Adit mengatakan upaya pembentukan koalisi besar ini tidak mudah. Sebab, ada banyak dinamika yang mesti diselesaikan.

Misalnya, penentuan sosok capres dan cawapres. Adit menyebut tidak mudah mencocokkan figur capres cawapres dengan peluang keterpilihan yang baik.

“Misalkan, memposisikan Puan Maharani sebagai capres yang disandingkan cawapres siapapun adalah tidak mudah untuk meningkatkan peluang kemenangan koalisi karena elektabilitas Puan relatif rendah,” kata dia.

Pun dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang hingga kini dijagokan partainya sebagai capres. Menurut Adit, Airlangga punya posisi yang tidak menguntungkan jika bergabung dalam koalisi besar.

Adapun peluang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk disandingkan dengan cawapres siapapun yang populer disebut Adit punya peluang bagus.

Baca Juga :  Ini Sikap Timnas AMIN Jika Gugatannya Soal Sengketa Pilpres Sampai Ditolak MK

Musababnya, Ganjar punya elektabilitas tinggi. Namun, Adit mengatakan hal itu juga belum pasti mengingat PDIP belum memutuskan siapa sosok yang akan dijagokan pada 2024.

Di sisi lain, Adit menyebut endorsement Jokowi terhadap Ganjar maupun Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak bisa serta-merta mempengaruhi pemilih.

“Mereka juga akan lihat kapasitas dan rekam jejak. Dalam konteks itu, endorsement bukan pertimbangan utama pemilih,” kata Adit.

Prabowo Subianto menilai komunikasi untuk membentuk koalisi besar bisa jadi alot, atau malah sebaliknya. Sebab, kata dia, hubungannya dengan para Ketua Umum baik di Koalisi KIR maupun KIB sangat baik.

“Hubungan saya dengan Pak Zulkifli Hasan (PAN), Pak Airlangga (Golkar), Pak Mardiono (PPP) itu baik. Pak Muhaimin (PKB) apalagi. Jadi kok saya tidak merasa alot ya,” kata Prabowo di Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (5/4/2023).

Pun dengan PDIP, Prabowo mengatakan hubungannya dengan partai berlambang banteng moncong putih itu tidak sedingin yang dipersepsikan publik.

“Saya sama teman-teman PDIP juga saya kira ya ndak seseram yang kalian berharap,” ujar Prabowo.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com