JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Soal Indek Harga Konsumen Wonogiri Masuk 10 Besar Tertinggi di Pulau Jawa

Harga sembako
Wabup Wonogiri Setyo Sukarno (kanan) mengecek bahan pokok yang dijual dalam gerakan pangan murah di pendopo Kecamatan Wonogiri. Dok. Pemkab Wonogiri
   

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Soal indek harga konsumen alias IHK, Wonogiri ternyata masuk 10 besar tertinggi di pulau Jawa.

Mengutip laman Badan Pusat Statistik (BPS), indeks harga konsumen adalah indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dari barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga dalam kurun waktu tertentu.

IHK akan mengukur harga sekumpulan barang tertentu yang berkaitan dengan keperluan rumah tangga, seperti bahan makanan, sandang, papan, dan masih banyak lagi.

Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan inflasi dan deflasi.

Penentuan barang dan jasa dalam IHK sendiri dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilakukan BPS.

Indeks ini umumnya digunakan untuk mengukur tingkat inflasi suatu negara. IHK juga digunakan sebagai pertimbangan penyesuaian upah, uang pensiun, dan lainnya.

Dalam laporan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng Dyah Lukisari, pada Mei, Wonogiri masuk masuk 10 besar IHK (indek harga konsumen) tertinggi di pulau Jawa.

Baca Juga :  Truk Nggoling di Tanjakan Kalibiru Nadi Bulukerto Wonogiri, Gegara As Roda Patah

Tepatnya terjadi dari awal Mei sampai dengan Minggu ke 3 Mei.

Dyah Lukisari memaparkan, pihaknya menindaklanjuti dengan melaksanakan gerakan pangan murah di pendapa Kecamatan Wonogiri, Selasa (30/5/2023). . Kegiatan itu adalah kolaborasi pihaknya, Badan Pangan Nasional Republik Indonesia dan Dinas Pertanian dan Pangan Wonogiri.

Gerakan pangan murah menyediakan pangan pokok strategis yang terdiri dari beras, gula, minyak, telur ayam, cabai, bawang merah, bawang putih, sayuran dan aneka ragam olahan pangan merupakan upaya bersama untuk memastikan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga bahan pangan di sebagian wilayah Jawa Tengah dan produk UMKM, diikuti berbagai pelaku usaha termasuk UMKM lokal.

Wabup Wonogiri Setyo Sukarno mengatakan pihaknya ikut mendukung kegiatan itu. Kegiatan itu juga untuk mengendalikan potensi inflasi daerah.

“Ketika dipotret dari provinsi ada potensi inflasi, dari provinsi turun dan dilakukan kegiatan ini,” kata Wabup Wonogiri Setyo Sukarno.

Baca Juga :  Serikat Pekerja Bangunan dan PU Wonogiri Dukung Irjen Ahmad Luthfi Maju Jadi Cagub Jateng

Wabup Wonogiri Setyo Sukarno menuturkan, hal itu juga memberi sinyal bahwa di Wonogiri ada inflasi. Dengan begitu, ada gerakan untuk bisa menekan inflasi di Wonogiri.

“Tadi ada produk lokal seperti beras dan sayur. Tapi juga ada barang kebutuhan pokok seperti Minyakita yang disiapkan dari provinsi termasuk telur. Ada selisih harga juga, lebih murah,” beber Wabup Wonogiri Setyo Sukarno.

Diketahui, terdapat sejumlah barang kebutuhan pokok yang dijual di GPM. Diantaranya Minyakita dijual Rp 13.500, gula pasir Rp 13.500, beras 42.500 lima kilogram dibatasi hingga telur yang dijual Rp 27.000 ribu per kilogram.

Harga itu lebih murah dari harga di pasaran Wonogiri. Sebut saja seperti telur. Pada Senin (29/5) lalu Dinas KUKM dan Perindag Wonogiri mencatatkan harga telur Rp 30 ribu per kilogram. Telur yang dijual di GPM, lebih murah Rp 3 ribu. Aris Arianto

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com