BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Pemkab Boyolali terus berupaya mengatasi kekurangan air bersih akibat dampak kemarau panjang tahun ini. Pasalnya, alokasi bantuan air bersih dikhawatirkan tak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menurut Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Suparman, terhitung sejak Juli hingga saat ini, permintaan air bersih sudah tembus 118 tangki. Sedangkan alokasi bantuan untuk tahun ini hanya 180 tangki.
“Jadi alokasi bantuan tinggal 62 tangki saja,” katanya, Kamis (24/8/2023).
Dijelaskan, permintaan air terbanyak dari Kecamatan Tamansari. Dropping air yang sudah dilakukan sebanyak 41 tangki atau 225 ribu liter. Lalu posisi kedua Kecamatan Wonosamudro dengan permintaan 34 tangki air atau 186 ribu liter.
Disusul Kecamatan Kemusu dengan 22 tangki atau 122 ribu liter air, Kecamatan Wonosegoro dengan 17 tangki air atau 84 ribu liter serta Kecamatan Juwangi dengan permintaan 4 tangki atau 20 ribu liter air.
Sedangkan Kecamatan Musuk yang juga masuk daerah darurat kekeringan belum mengajukan permintaan bantuan air bersih. Kebutuhan air masih bisa dipenuhi dari sumber air maupun sumur dalam yang ada di wilayah setempat.
“Hari ini, kami mengirimkan lima tangki air bersih. Yaitu Desa Repaking Kecamatan Wonosamudro dan Dukuh Losari, Desa Garangan, Kecamatan Wonosegoro.”
Dijelaskan, berdasarkan data hingga 23 Agustus, droping air bersih mencakup 11 desa. Yakni, Desa Kedungrejo, Kecamatan Kemusu 22 tangki; Desa Guwo, Kecamatan Wonosegoro (17); Desa Jemowo, Kecamatan Tamansari (14).
Desa Repaking, Kecamatan Wonosamudro (13) dan Desa Lampar, Kecamatan Tamansari (15). Kemudian, Desa Bengle, Kecamatan Wonosamudro (10); Desa Sangup dan Desa Dragan, Kecamatan Tamansari masing-masing 6 tangki.
Kemudian Desa Bercak dan Desa Gunungsari, Kecamatan Wonosamudro masing-masing empat tangki. Serta desa lainnya di Juwangi dan sekitarnya yang telah dikirim 7 tangki. Untuk pemenuhan air bersih itu, BPBD menggandeng OPD dan perusahaan.
“Sudah ada komitmen bersama untuk memberikan bantuan air bersih ke warga terdampak. Dana bantuan bersumber dari APBD, BUMN atau BUMD, Baznas, CSR dan elemen masyarakat lainnya,” tandasnya. Waskita