SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Indonesia mempunyai tantangan dalam tiga beban masalah gizi (triple burden) yaitu stunting, wasting dan obesitas.
Lebih jauh, permasalahan zat gizi mikro yang terjadi dibuktikan dengan fakta 8 dari 10 anak Indonesia mengalami kekurangan DHA1 dan 1 dari 3 anak kekurangan zat besi2.
Salah satu penyebab dari permasalahan ini adalah minimnya pemahaman masyarakat akan pentingnya konsumsi pangan yang bergizi seimbang.
Untuk itu, selain mengeksplorasi potensi pangan lokal, Jelajah Gizi 2023 bersama Danone Indonesia dan Citilink juga mengeksplorasi lebih jauh akan pentingnya pangan berkelanjutan dan dampaknya bagi kesehatan, masyarakat maupun lingkungan di Klaten dan Gunungkidul.
Untuk menciptakan Generasi Emas Indonesia 2045 yang unggul, orang tua harus memastikan pemenuhan gizi dengan optimal.
Zat Besi merupakan salah satu nutrisi penting dalam asupan makanan harian anak. Saat asupan Zat Besi tidak tercukupi dalam makanan harian, maka dapat terjadi gangguan perkembangan fungsi kognitif dan pertumbuhan anak.
Sehingga dalam kesehariannya anak bisa mengkonsumsi bahan-bahan pangan sumber zat besi, seperti, daging merah, hati, ikan, ayam, sayuran hijau, dan susu.
Prof Ahmad Sulaeman selaku Pakar Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor menjelaskan susu adalah minuman kaya gizi yang tidak hanya dapat mendukung pola pertumbuhan yang sehat bagi anak, namun juga pemenuhan gizi bagi segala usia. Hal ini disebabkan karena susu memiliki beberapa zat gizi penting untuk pertumbuhan tubuh, seperti protein, kalsium, serta diperkaya oleh berbagai vitamin dan mineral yang penting untuk tumbuh kembang anak.
“Konsumsi pangan yang sehat tidak hanya perlu diperhatikan dari kandungan gizinya namun juga asal-usul pangan tersebut sebagai upaya memastikan bahwa sumber pangan yang diambil berasal dari alam yang baik, melewati proses pengolahan pangan dan pengemasan yang baik, sehingga dapat berdampak baik juga bagi kesehatan. Sebagai perusahaan penyedia gizi dan hidrasi sehat untuk keluarga Indonesia, Danone Indonesia juga percaya bahwa terdapat keterkaitan antara kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan sangatlah erat. Untuk itu, Danone Indonesia berkomitmen untuk melakukan operasional bisnis yang berkelanjutan dan menghadirkan inisiatif yang berdampak positif pada kesehatan lingkungan maupun masyarakat,” ujarnya, Rabu (16/8/2023).
Ditambahkan Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin, Danone Indonesia memiliki fokus keberlanjutan ‘Danone Impact Journey’ yang tergambar dalam pilar kesehatan, lingkungan dan masyarakat dimana berbagai program tersebut juga diulas dalam sesi kunjungan program Jelajah Gizi 2023.
“Dalam aspek kesehatan, Danone Indonesia berkomitmen untuk menyediakan produk hidrasi dan nutrisi berkualitas tinggi di setiap tahapan penting kehidupan manusia. Kami juga terus berinovasi untuk menghadirkan produk yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat melalui fasilitas riset terbaik dengan teknologi mutakhir. Salah satu contohnya adalah melalui inovasi produk SGM Eksplor dengan IronC untuk anak dan SGM Family Yummi-Nutri dengan IronC untuk seluruh keluarga,” imbuhnya.
Sejalan dengan upaya menghasilkan produk susu berkualitas, Danone Indonesia turut mendorong tumbuh dan berkembangnya peternak lokal. Ratih Anggraeni selaku Head of Climate and Water Stewardship Danone Indonesia menuturkan, pihaknya mengimplementasikan program ‘Pemberdayaan Peternak Sapi Perah’ bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas susu melalui dukungan infrastruktur, berbagai inovasi dan praktek percontohan, pelatihan Good Farming Practice dan manajerial.
“Serta aksi mitigasi dan resiliensi atas perubahan iklim melalui pembangunan biogas dan tangki pemanenan air hujan bagi peternak dan koperasi dampingan di 3 (tiga) Kabupaten di Jawa Tengah dan DIY,” tukasnya.
Adapun komitmen Danone Indonesia untuk menjalankan proses produksi susu berkualitas secara berkelanjutan atau ramah lingkungan, dikembangkan dengan pemanfaatan energi terbarukan.
Saat ini telah digunakan Boiler Biomassa berbahan bakar sekam padi pertama di Jawa Tengah, yang mampu mengurangi jejak karbon dari kegiatan produksi di Pabrik Sarihusada Prambanan hingga 32%.
Abu sekam yang merupakan residu dari operasional Boiler Biomassa ini juga telah dimanfaatkan oleh petani di sekitar pabrik sebagai pupuk pertanian organik sehingga tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan dengan penerapan konsep ekonomi sirkular, namun juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Prihatsari