WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Seminar Internasional bertajuk The Power of Digital Marketing for Youth, Education and Business sukses digelar di STAIMAS Wonogiri, Selasa (24/10/2023).
Agenda itu dihadiri sekitar 100 peserta dari mahasiswa, dosen, jajaran Kemenag Wonogiri dan peserta umum.
Usai seminar internasional, Ketua STAIMAS Wonogiri, Atik Nurfatmawati, menandatangani MoU bersama Kepala Kemenag Wonogiri Anif Solikhin, dan Owner of Ahorn Immobillien Germany, Ralf Michael.
Ralf Michael banyak mengupas tentang strategi digital marketing. Menurut dia, beberapa cara melakukan pemasaran yaitu melalui website, email, Facebook, Instagram, Tiktok, Twitter.
Dikemukakan Ralf Michael, pemasaran melalui website harus benar-benar didukung konten yang lengkap. Sehingga, ujar dia, konsumen dapat memperoleh informasi yang komplit.
“Konsumen biasanya jika bertanya melalui email. Kami tidak biasa menggunakan WA atau telepon,” kata Ralf Michael diterjemahkan Waket III Sugiyanto.
Ralf Michael mengemukakan perbedaan penggunaan internet antara di Jerman dan Indonesia. Di Jerman semua informasi sebuah perusahaan bisa didapatkan di website tapi di Indonesia masih sangat minim. Ketika dia mencari hotel di Wonogiri, informasi hotel sangat minim. Hanya nama hotel dan alamat tanpa ada keterangan detail seperti luas kamar, fasilitas shower, AC, kulkas, mandi air hangat, dll.
“Ini sangat berbeda dengan di Jerman,” imbuh dia.
Atik Nurfatmawati menyampaikan materi tentang resiliensi. Dia mengajak kepada peserta yang sebagian pesar adalah generasi muda agar menjadi sosok-sosok yang tangguh. Menurutnya, beberapa ayat yang terkait resiliensi.
Pertama, keimanan dan ketaatan. Remaja yang tangguh dalam Islam harus memiliki iman dan ketaatan yang kuat kepada Allah. Termasuk menjauhi dosa dan menaati perintah-Nya.
Atik Nurfatmawati mengemukakan salah satu ayat yang mencerminkan hal tersebut yaitu Surat Al-Kahfi (18:10) yang menceritakan tentang generasi muda yang beriman.
Kedua, ketekunan dan doa: Remaja tangguh juga hendaknya mampu bertahan dan bersabar dalam menghadapi cobaan dan kesulitan. Mereka juga diajarkan untuk berdoa kepada Allah. Hal itu terdapat dalam Surat Al-Baqarah (2:286).
Ketiga, Karakter Mulia: Karakter mulia seperti sopan santun, kebaikan, dan kasih sayang sangat penting dalam Islam. Surat Al-Qalam (68:4) menekankan pentingnya sifat-sifat ini.
Keempat, Pendidikan dan Pengetahuan: Islam mendorong generasi muda untuk mencari ilmu dan memperluas pemahaman mereka. Surah Al-Mujadila (58:11) menyoroti pentingnya mencari ilmu.
“Setiap individu itu unik, sama seperti DNA-nya. Ini adalah kekayaan yang patut diapresiasi, dan ketika seseorang mengenali dan mengembangkan potensinya serta mengamalkan nilai-nilai positif, maka ia dapat mencapai prestasi besar dan memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat,” terang Atik Nurfatmawati.
Kepala Kemenag Wonogiri Anif Solikhin yang membahas materi tentang Peran dan Tantangan Santri di Era Digital menyatakan santri dapat menjadi agen perubahan yang membawa kemajuan bagi negeri. Santri dapat berperan aktif melalui jihad dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, dan industri.
Jihad adalah upaya untuk mewujudkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Jihad tidak hanya terbatas pada perjuangan fisik. Tetapi juga mencakup perjuangan non-fisik, seperti pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi.
Sejatinya, jihad di masa kini menghadapi tantangan yang lebih besar, seperti kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan dan penindasan. Jihad di bidang-bidang ini adalah cara untuk memperbaiki kondisi umat Islam dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Dengan demikian, jihad era modern ini, tidak lagi dimaknai sebatas peperangan. Jihad santri saat ini untuk negeri dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini dapat dilakukan misalnya menjadi guru atau dosen guna mencetak generasi muda yang berilmu dan berakhlak mulia. Aris Arianto