BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Upaya mengurangi volume sampah dilakukan pengelola TPA Sampah di Winong, Boyolali Kota. Salah satunya dengan budidaya maggot.
“Ini baru tahap ujicoba. Untuk tahap awal kami lakukan budidaya pada 8 biopon atau kotak,” ujar Sekretaris DLH Boyolali, Suraji pada Rabu (15/11/2023).
Dijelaskan, budidaya tersebut dilakukan dengan menggandeng pelaku usaha budidaya maggot di Boyolali. “Kami menjalin kerjasama dengan Hartanto, pembudidaya maggot di Boyolali. Dia juga siap menampung hasil panen maggot nantinya.”
Dijelaskan, sumber makanan maggot adalah sampah organik. Selain itu, juga ditambah makanan sisa sampah rumah tangga seperti sayuran dan sisa makanan. Termasuk sisa makanan dari warung makan.
“Magot bisa dipanen dalam waktu 8- 9 hari. Harga maggot dipasaran berkisar Rp 5.000- Rp 6.000/kg. Maggot bisa digunakan untuk pakan ikan maupun ayam karena kaya protein,” katanya.
Ditambahkan, sampah yang masuk TPA mencapai 70 ton/ hari. Jika tak ada upaya mengurangi, maka TPA bakal segera penuh. Beruntung, ada sejumlah pemulung yang memilah sampah di TPA. Mereka mengambil sampah yang bisa dijual untuk didaur ulang.
“Seperti besi, plastik hingga plastik kresek, itu dikumpulkan dan dijual kepada pengepul,” katanya.
Sedangkan sampah organik dimanfaatkan untuk pupuk maupun pakan maggot. Bahkan, ada beberapa pembubidaya maggot yang mengambil sampah organik dari TPA. Sampah tersebut sudah bebas dari sampah anorganik.
Untuk itu, pihaknya mengajak masyarakat untuk mengelola sampah sejak tahap rumah tangga. Sampah dipilah antara organik dan anorganik. Jenis sampah dari besi, kertas atau plastik bisa dijual.
“Sedangkan sampah organik bisa dijadikan kompos,” tandasnya. Waskita