BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Video viral di medsos curhat perempuan berseragam ASN Boyolali untuk memenangkan salah satu partai, mendapatkan tanggapan Ketua Dewan Pembina PDI Perjuangan Boyolali, Seno Kusumoarjo. Jika ada tuduhan bahwa ASN Boyolali tidak netral, hal itu disebut disuarakan partai sebelah yang susah masuk Boyolali.
“Ini kan tahun politik, biasa terjadi,” ujarnya, Jumat (17/11/2023). Namun tak disebut jelas nama partainya.
Menurut Seno, jika tayangan video tersebut benar- benar ASN Boyolali, pasti ada yang kenal. Meskipun jumlah ASN Boyolali lebih dari 10.000 orang, bahkan bisa sampai 14.000 orang. Nyatanya, tidak yang kenal. Artinya, perempuan tersebut bukan ASN Boyolali.
“Ya, kalau sekedar pakaian seragam kan mudah didapat,” katanya.
Meski ada tekanan dan serangan, pihaknya pihaknya tetap meyakini kondisi PDIP Boyolali tetap solid. PDIP Boyolali tetap fine-fine saja untuk meraih target 41- 43 kursi di DPRD.” Bagi PDIP Boyolali, fitnah itu justru makin mensolidkan pasukan PDIP Boyolali.”
Masyarakat Boyolali, lanjut dia, mengutamakan guyup rukun dan tak bisa diobok- obok seperti itu. Kalau kandidat partai lain, justru ngomong baik- baik, malah didukung.
“Manuver tak jelas seperti di Tik- tok, itu biasa digunakan pecundang. Ga ngaruh. Paling, sebatas banyak melihat. Itu saja.”
Terkait uplod di medsos tentang adanya iuran ASN, justru minta agar dilaporkan langsung ke Bawaslu. “Biasa saja saja kalau hanya upload di medsos. Ada lagi, aliansi LSM katanya punya bukti, ya lapor saja.”
Jika lapor, nanti bisa ditindaklanjuti. Sekaligus bagian edukasi masyarakat. “Transfer, kan gampang, tinggal lihat disitu bunyinya apa. Tapi nanti transfer biasa nanti dianggap iuran. Itu kan ranah gak bener, masa transfer. Tapi ya bisa saja, jadi laporkan saja kalau ada bukti.”
Ditambahkan, saat ini selain persiapan Pileg, PDIP juga asyik memenanangkan Ganjar- Mahfud. “Kalau hanya banter- banteran dimedsos, ya biar saja. Semakin PDIP ditekan, itu justru suasana yang diinginkan.”
Sebab, jika terus ditekan maka kemenangan PDIP akan mencari jalannya sendiri. Jika terus ditekan, bakal jadi trigger atau pemicu bagi PDIP dan partai pendukung serta relawan. Nantinya, kemenangan akan mencari jalannya sendiri.
Demikian pula untuk Pilpres 2024, diyakini pemenangnya adalah Ganjar- Mahfud. Dia pun mengaku memiliki dasar yang kuat. Sebab, kelebihan Ganjar- Mahfud banyak, tapi mencari kekurangannya itu sulit. “Tidak penting menang 1 atau 2 putaran.”
Terkait netralitas ASN, polisi/TNI di Boyolali, dia menyebut secara secara institusional masih netral. Kalaupun ada satu atau dua orang yang bertindak agak condong ke salah satu pasangan capres- cawapres, masih dalam batas wajar.
“Bahwa TNI/Polri 100 persen netral ya gak iso. Ingat, mungkin ada yang sedulur caleg, kenal capres-cawapres. Tapi di Boyolali masih bagus. Tidak ada keluhan penurunan alat peraga kampanye (APK). Satpol, TNI/Polri tak ada yang nurunin APK.” Waskita