
BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM – Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengajak seluruh masyarakat untuk berani melawan apabila melihat dalam pelaksanaan Pilpres nanti terjadi kecurangan.
Masyarakat juga diminta untuk mengawasi jalanya pemilihan presiden (Pilpres) agar tetap berjalan pada kejujuran dan keadilan.
“Rakyat jangan diam ketika ada tanda-tanda kecurangan. Kita tidak boleh diam kalau ada tanda-tanda bahwa Negara ini dikuasai oleh oligarki,” ujar Abdul Halim di depan ribuan massa pada acara Kentongan Rakyat di depan Pasar Bantul, Minggu (14/1/24), seperti dikutip dalam rilis ke Joglosemarnews.
Abdul Halim Muslich menjelaskan, sekarang muncul adanya tanda-tanda bahwa negara ini akan dikuasai oleh segelintir orang untuk kepentingan pribadi, kroninya sendiri dan mengorbankan kepentingan 270 juta rakyat Indonesia.
“Karena itu, mari kita awasi Pilpres dan Pemilu ini agar berjalan dengan jujur dan adil. Kita tidak boleh diam. Lawan kecurangan. Catat dan laporkan kalau melihat kecurangan. Jangan pernah takut!” tandasnya.
Bupati yang merupakan kader Partai Kebagkitan Bangsa (PKB) itu mengajak seluruh rakyat untuk mewujudkan kemenangan AMIN.
Abdul Halim menandaskan, kemenangan AMIN adalah kemenangan rakyat, kemenangan bangsa dan negara Indonesia.
Oleh karena itu Abdul Halim meminta rakyat agar tidak ragu-ragu untuk bergabung dalam perjuangan besar mewujudkan perubahan bagi kesejahteraan keadilan dan kemakmuran rakyat Indonesia.
“Saudara sekalian mari bergandengan tangan merapatkan barisan. Sisa waktu satu bulan ini akan terus kita gunakan untuk berjuang bersama-sama sampai kemenangan itu bisa terwujud. Kalau ada ancaman, intimidasi, jangan takut jangan gentar,” tegas Abdul Halim disambut pekik ribuan massa.
Bagi Bupati Halim, perubahan adalah untuk kesejahteraan dan keadilan bagi bangsa dan negara Indonesia tercinta.
Oleh sebab itu, melalui acara Kentongan Rakyat itu, ia mengajak untuk membangun tekad yang sama membangun kepedulian atas nasib bangsa dan negara Indonesia di atas 270 juta rakyat.
“Kita tidak mungkin menyerahkan kekuasaan pada orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kita tidak mungkin menyerahkan negara kita pada orang-orang yang tunduk pada oligarki namun tidak tunduk pada rakyat. Seorang pemimpin harus mempunyai keikhlasan kebersihan hati yang semata-mata jiwa raganya dipersembahkan untuk kepentingan rakyat,” ujarnya.
Kata Halim, rakyat tidak boleh diam. Undang-Undang Dasar mengatakan rakyat adalah pemegang kedaulatan tertinggi atas negeri tercintai ini.
“Kalau bukan sekarang kapan lagi kita akan mewujudkan perubahan yang lebih beradab?” tandasnya.
Untuk diketahui, acara Kentongan Rakyat tersebut terdiri dari komponen masyarakat yang tergabung dalam AB Ningrat, yang dalam kesempatan itu mengeluarkan seruan kebudayaan.
AB Ningrat menilai, kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia belakangan ini memprihatinkan. Arah demokrasi hanya menjadi permainan politik yang dimaknai perebutan kekuasaan semata.
Oleh karena AB Ningrat menyeru agar seluruh komponen bangsa penyelenggara Pilpres/Pemilu seperti KPU dan Bawaslu untuk teguh menegakkan Pilpres/Pemilu yang jujur, bersih dan adil.
“AB Ningrat menolak segala bentuk politik uañg, politik intimidasi dan segala bentuk persekusi. Kami bertekad untuk mengawal proses konstitusional ini menjadi jalan Perubahan yang lebih baik demi kesejahteraan rakyat,” pungkasnya. Suhamdani
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.














