WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Misteri kematian Katiyani terungkap. Ternyata Katiyani yang saat ditemukan tinggal kerangka merupakan korban pembunuhan berantai Ciman Semagar Girimarto Wonogiri.
Pelaku pembunuhan berantai Ciman Semagar Girimarto Wonogiri adalah Sarmo. Dia tega menghabisi empat nyawa, Sunaryo, Sudimo, Agung Santosa, dan Katiyani.
Tiga nama korban di awal dieksekusi dengan racun potas. Sedangkan Katiyani dihabisi dengan dicekik dan dibenturkan ke lantai pemakaman.
Untuk diketahui misteri Kematian Katiyani berawal dari penemuan mayat misterius tinggal kerangka di Kelurahan Giriharjo Kecamatan Puhpelem Wonogiri pada Sabtu, 16 Mei 2020 lalu.
Setelah ditangani polisi, terungkap mayat tersebut adalah Katiyani (27), seorang ibu rumah tangga dengan satu anak. Korban merupakan Dusun Sinlonggong Desa Sanan Girimarto Wonogiri.
Dari hasil penyelidikan, korban meninggalkan rumah pada 12 Februari 2020, sekitar pukul 10.00 WIB. Katiyani mengendarai sepeda motor metik Honda Beat dengan alasan menjenguk temannya yang melahirkan di desa sebelah
Pada hari yang sama, sekitar pukul 12.00 WIB korban menjual sepeda motornya di dealer motor bekas di Sidoharjo. Setelah menjual sepeda motor korban tidak diketahui lagi keberadaannya.
Hingga pada 16 Mei 2020, korban ditemukan di lahan kosong di sekitar TPU Giriharjo Kecamatan Puhpelem Wonogiri dalam keadaan meninggal dunia sudah menjadi kerangka.
Pada 3 Juni 2020 pihak Polres Wonogiri telah mengirim sampel DNA ke Pusdokkes Mabes Polri. Dari hasil DNA tersebut yang diterima pada 10 Juli 2020 bahwa mayat yang ditemukan tersebut adalah Katiyani.
Hasil penyidikan polisi, Sarmo membunuh Katiyani karena korban menolak meminjami uang hasil penjualan sepeda motor Katiyani senilai Rp 11,5 juta.
Sarmo mengenal Katiyani baru delapan hari sebelum pembunuhan. Mereka berkenalan lewat media sosial Facebook.
“Korban Katiyani dibunuh dengan cara dicekik dan dibenturkan. Kemudian dirampas kendaraan dan uangnya,” terang Kapolda Jateng Ahmad Luthfi di Mapolres Wonogiri baru baru ini.
Sebelum dibunuh, Sarmo mengajak Katiyani jalan-jalan ke Tawangmangu. Pulangnya memutar lewat jalur Genilangit (Magetan) lalu menuju Kecamatan Bulukerto dan sampai di Kecamatan Puhpelem.
Saat kondisi hujan, mereka berteduh di wilayah Kecamatan Puhpelem.
Pelaku lantas meminta uang korban untuk membayar hutang. Namun Katiyani menolak meminjamkan uangnya kepada Sarmo. Penolakan tersebut membuat Sarmo marah lalu membunuh Katiyani. Aris Arianto