WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – SMPN 3 Jatisrono Wonogiri pada hari pertama masuk sekolah usai libur Lebaran 2024 mengadakan acara halalbihalal, Selasa (16/4/2024).
Selain itu keluarga besar SMPN 3 Jatisrono Wonogiri melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk alias PSN.
Dalam rilis yang diterima JOGLOSEMARNEWS.COM , sebagai momentum menerapkan pendidikan karakter pada siswa, dengan halalbihalal akan mengubah suatu kekusutan, kekeruhan, atau kesalahan yang selama ini dilakukan dapat dihalalkan kembali. Artinya, semua kesalahan melebur, hilang, dan kembali sedia kala.
Lebih dari itu, halalbihalal juga menjadi momen persatuan antar anak bangsa, sebagaimana yang dilakukan oleh KH. Wahab Hasbullah pada awal kemerdekaan. Halalbihalal bukan sekedar tradisi keagamaan, tetapi juga kemanusiaan dan kebangsaan.
“Dengan demikian dalam kegiatan halal bihalal terdapat pendidikan karakter yang sangat banyak. Di antaranya: karakter saling memaafkan, saling menyayangi, saling menghargai, dan saling menghormati satu sama lain,” sebut Kepala SMPN 3 Jatisrono Karno.
Hari pertama masuk sekolah selain kegiatan halalbihalal dilaksankan kegiatan PSN sebagai wujud penerapan pendidikan karakter kebersihan bagian dari iman dan cinta lingkungan. PSN juga upaya untuk mencegah penyakit demam berdarah, mengingat akhir-akhir ini banyak masyarkat Indonesia yang terjangkit penyakit demam berdarah.
Demam berdarah dengue atau DBD merupakan penyakit yang disebabkan virus dengue dan ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini akan membuat penderitanya mengalami nyeri hebat, bahkan seluruh tulang dan persendiannya seakan-akan terasa patah.
“Jika tidak ditangani dengan baik, demam berdarah bisa menyebabkan komplikasi yang cukup parah, bahkan berpotensi menyebabkan kematian,” tandas Kepala SMPN 3 Jatisrono Karno.
Sementara terkait kurikulum merdeka, menurut Kepala SMPN 3 Jatisrono Karno menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Dalam Kurikulum Merdeka, siswa tidak hanya dibentuk menjadi cerdas, namun juga diharapkan menjadi siswa yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila atau lebih dikenal dengan Profil Pelajar Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Penjabarannya meliputi enam ciri utama, yakni (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, (2) berkebhinekaan global, (3) bergotong royong, (4) mandiri, (5) bernalar kritis, dan (6) kreatif
Menurut Ryan dan Bohlin (1999): Pendidikan karakter adalah proses pembentukan nilai-nilai moral yang dilakukan secara konsisten, terstruktur, dan berkelanjutan untuk membantu individu mengembangkan kepribadian yang baik. Aris Arianto