Beranda Daerah Wonogiri Gelar Lapak Agrobisnis Wonogiri 2024, Intip Pula Sejarah Peringatan Hari Krida Pertanian

Gelar Lapak Agrobisnis Wonogiri 2024, Intip Pula Sejarah Peringatan Hari Krida Pertanian

Pertanian
Pengunjung asyik bermain bersama di lapak peternakan peringatan Hari Krida Pertanian Wonogiri. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Selama dua hari berturut turut dunia pertanian kabupaten ujung tenggara Jateng, Wonogiri diberikan ajang temu dan transaksi dalam gelap lapak agrobisnis Wonogiri 2024.

Perhelatan tersebut sekaligus menjadi salah satu event memperingati Hari Krida Pertanian.

Kepala Dispertan Wonogiri Baroto Eko Pujanto mengatakan, pameran bertajuk Gelar Lapak Pertanian itu diikuti belasan stand dari sejumlah wilayah eks kawedanan se-Kabupaten Wonogiri.

Pameran itu berisi berbagai produk pertanian, benih dan bibit tanaman, pupuk, hingga edukasi mengenai pertanian, peternakan dan perkebunan.

Selain itu, bermacam produk makanan, minuman dan olahan hasil bumi juga digelar di stand yang ada.

“Acara ini digelar dua hari, tanggal 20 dan 21 Juni. Ada pentas seni kegiatan menarik lainnya,” sebut Kepala Dispertan Wonogiri Baroto Eko Pujanto.

Kegiatan ini sekaligus menjadi salah satu cara Dispertan Wonogiri memberikan wadah bagi petani dan penyedia sarana produksi mulai dari bibit dan pupuk untuk bertemu. Yang tidak kalah penting, mengenalkan produk pertanian Wonogiri ke masyarakat.

Dibandingkan event yang sama pada 2023, gelar lapak agrobisnis tahun ini cukup berbeda dibanding tahun lalu. Pasalnya ada tambahan lapak untuk produk peternakan. Mulai dari bibit, indukan, hingga kuliner hasil pengusaha bidang peternakan ditampilkan.

Baca Juga :  Kalender Jawa Maret 2025 Lengkap dengan Weton, Wuku, Neptu, dan Penanggalan Hijriah 1446 H

Sementara, untuk diketahui setiap tanggal 21 Juni diperingati sebagai Hari Krida Pertanian. Tujuan peringatan tersebut sebagai bentuk apresiasi ke para pelaku di bidang pertanian dan ternak. Selain itu sebagai wujud syukur masyarakat kepada para petani.

Perayaan Hari Krida pertanian ini menjadi simbol rasa syukur manusia terhadap kekayaan alam. Hal ini karena hasil kekayaan alam dapat dinikmati oleh masyarakat secara terus-menerus.

Peringatan ini dirayakan secara nasional dan diharapkan dapat dirayakan secara serentak oleh setiap orang. Hal ini karena hasil pertanian atau hasil kekayaan alam telah manusia rasakan manfaatnya setiap hari.

Hari Krida Pertanian pertama kali diperingati pada tahun 1972. Pemilihan tanggal 21 Juni sebagai peringatan didasarkan pada kondisi astronomis dan pembagian musim. Kala itu disebut dengan Pranata Mangsa.

Pranata Mangsa adalah sistem penanggalan yang banyak digunakan petani di Jawa yang berkaitan dengan aktivitas pertanian dan peternakan seperti bercocok tanam dan penangkapan ikan. Dasar penanggalan tersebut dibuat dari peredaran matahari yang mempunyai 1 siklus (1 tahun) dengan periode 365 atau 366 hari.

Baca Juga :  Kebakaran Melanda PT Andalas Dawung Ngadirojo Wonogiri, Diduga Akibat Konsleting Mesin

Kalender Pranata Mangsa mempunyai siklus yang dimulai pada tanggal 22 Juni dan berakhir di tanggal 21 Juni.

Penetapan tanggal 21 Juni sebagai Hari Krida Pertanian adalah tanda berakhirnya satu tahun kalender Pranata Mangsa atau satu siklus pertanian. Umumnya pada bulan Juni menjadi bulan yang penting bagi kalangan petani dengan memanen beragam komoditi pertanian. Aris Arianto