SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM —Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Mohammad Saleh meminta Dinas Pendidikan Provinsi menyusun proyeksi jumlah siswa SMA dan SMK per kecamatan selama lima tahun ke depan.
Langkah ini bertujuan mengoptimalkan persebaran sekolah negeri agar siswa miskin tidak kehilangan akses pendidikan berkualitas.
Mohammad Saleh menegaskan proyeksi tersebut harus dikomparasikan dengan data sebaran dan kapasitas SMAN/SMKN di setiap wilayah. Hal ini untuk mencegah ketimpangan akses pendidikan di tingkat kecamatan.
“Jangan sampai ada kecamatan yang siswa meningkat tajam, tapi sekolah negeri terlalu sedikit,” tegas Mohammad Saleh.
Meskipun demikian Mohammad Saleh tetap mengapresiasi terobosan Gubernur Ahmad Luthfi yang meluncurkan program kemitraan dengan 139 sekolah swasta. Program ini mencakup 56 SMA dan 83 SMK di 35 kabupaten/kota untuk memberikan pendidikan gratis bagi siswa miskin.
“Meskipun terobosan baru Gubernur dengan program beasiswa bagi siswa miskin di sekolah swasta itu baik, tetapi jangan sampai program kemitraan ini jadi melupakan kewajiban pemerintah untuk menyediakan sekolah negeri, ” tegasnya.
Mohammad Saleh menyoroti pentingnya data komprehensif untuk menyusun langkah selanjutnya. Data ini meliputi alokasi anggaran, fasilitas, dan rencana pembangunan sekolah negeri baru berdasarkan kebutuhan nyata per kecamatan.
“Harus ada data tiap kecamatan di jawa tengah jumlah siswa yang akan masuk SMA / SMK, agar bisa di proyeksikan kebutuhan sekolah yang harus di sediakan oleh pemerintah” ujar saleh.
Proyeksi jumlah siswa dan komparasi persebaran infrastruktur pendidikan menjadi data krusial untuk:
Pertama, menentukan daerah yang kekurangan sekolah negeri.
Kedua, memastikan program kemitraan swasta tidak menggantikan tanggung jawab penyediaan sekolah negeri.
Mohammad Saleh menegaskan jika tidak disiapkan sejak sekarang, dalam lima tahun ke depan Jawa Tengah bisa mengalami masalah klasik. Yakni peluang anak miskin tak tertampung di sekolah negeri ataupun swasta hingga menurunnya kualitas akses pendidikan.
Mohammad Saleh mengusulkan pemetaan kecamatan mencakup data kelahiran, kelulusan SMP, dan migrasi siswa. Komparasi kapasitas tiap SMAN/SMKN meliputi jumlah rombel, laboratorium, dan guru.
Analisis gap antara proyeksi siswa dan kursi tersedia baik negeri maupun kemitraan swasta menjadi kunci perencanaan. Prioritasi perencanaan berupa usulan kabupaten/kota untuk pembangunan SMAN/SMKN atau perluasan sekolah yang ada.(ali)
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.