JAKARTA – Libur panjang lebaran hampir usai. Momen libur panjang, bagi para pekerja maupun karyawan, mampu menyegarkan pikiran dan badan karena bertemu sanak saudara sekaligus juga berwisata di daerah.
Namun, sudah pasti selama liburan kondisi keuangan juga biasanya berubah drastis. Anggaran biasanya membengkak secara dadakan. Apalagi bagi mereka yang tidak terbiasa menyiapkan dana liburan jauh-jauh hari. Tak heran, banyak hal yang perlu diatur kembali setelah liburan, salah satunya urusan pengeluaran keuangan.
Anita, Direktur Utama PT Reliance Sekuritas Indonesia (RELI), tak memungkiri, urusan memulihkan anggaran pasca liburan, bisa dibilang susah-susah gampang. Apalagi bagi mereka yang mengandalkan pemasukan bulanan saja seperti gaji, dalam hal ini para karyawan.
Toh, baik karyawan atau ibu rumah tangga, urusan mengelola keuangan pasca liburan, tetap harus mendapat perhatian lebih. Jangan sampai, usai liburan justru terbebani persoalan pengelolaan anggaran.
Kata Anita, agar momen liburan di masa datang semakin terkelola dengan baik, evaluasi satu per satu anggaran yang sudah digunakan di momen liburan kali ini. Harus disiplin, terbuka dalam mengelola keuangan.
“Semakin cepat kondisi keuangan kita pulih seperti sedia kala usai liburan, maka semakin cepat pulalah kita bisa mulai lagi merencanakan liburan namun dengan lebih terperinci, dan bisa menyiapkan jauh-jauh hari, ” ucap Anita melalui keterangannya, Kamis (21/6).
Nah, salah satu yang bisa dilakukan agar keuangan tetap terjaga semasa liburan, selalu batasi penggunaan kartu kredit.
“Ketika jalan-jalan liburan, usahakan jangan menggunakan kartu kredit, namun gunakan anggaran yang sudah dialokasikan. Kalau pun terpaksa memakai kartu kredit, ingat langsung lunasi, agar tidak jadi beban di bulan-bulan berikutnya,” ucap Anita.
Hal berikutnya, selalu disiplin mengikuti anggaran yang sudah disusun. Jangan sampai, momen liburan justru over budget, melebihi alokasi yang sudah disiapkan. Kata Anita, tak ada salahnya lebih pelit pada diri sendiri daripada di kemudian hari justru jadi beban.
Memang, tidak bisa dipungkiri, terkadang ada pengeluaran tak terduga yang membuat kita mengeluarkan uang melebihi batas anggaran liburan. Biasanya, hal itu terjadi karena ada momen-momen yang seakan tidak bisa ditolak antara lain ketika barang-barang yang sebelumnya sudah diincar, ternyata sedang didiskon atau dari sisi harga.
Jika ini terjadi, kata Anita, segera kembalikan dana yang terpakai itu lebih dulu dengan memotong anggaran belanja. Jangan sampai justru menggunakan dana simpanan alias tabungan untuk menutupnya.
“Tidak kalah penting, selama liburan, selalu catat, uang sudah dikeluarkan digunakan untuk apa saja. Ini perlu dilakukan agar bisa dilakukan evaluasi agar di momen libur berikutnya bisa lebih disiplin, minimalkan pengeluaran untuk hal-hal yang tidak penting,” tegas Anita .
Salah satu cara sederhana yang bisa dilakukan, ketika budget liburan sudah melebihi, ketika masuk kantor selalu bawa bekal dari rumah dan hindari membeli makanan di luar karena dari sisi harga biasanya lebih mahal. Dengan begitu, isi dompet seusai liburan tidak terlalu kering dan bisa memulihkan lagi dana yang sudah terpakai melebihi pos anggaran dengan lebih cepat. Berhemat tentu saja langkah tepat.
Cara lain, ketika sudah kembali bekerja, bisa saja diterapkan cara transportasi sehar-hari diubah. Misal, kalau biasanya naik ojek lebih cepat dengan biaya Rp 30.000 sekali perjalanan, diganti dulu naik angkutan umum yang hanya Rp 4.000 sekali jalan. Ini bisa diterapkan asal bisa mengatur waktu perjalanan ke kantor.
Tetapkan juga anggaran baru untuk 2-3 bulan mendatang, hingga kondisi keuangan bisa kembali stabil. Salah satu cara yang terampuh yakni dengan fokus ke kebutuhan dasar dan memotong pengeluaran gaya hidup. Cara lain, cermati situs atau website yang menawarkan promo-promo atau diskon sehingga bisa lebih hemat.
Seusai liburan, simpan kartu kredit di rumah dan hanya gunakan uang tunai sehingga lebih sadar berapa jumlah uang yang dikeluarkan.
“Karena biasanya usai liburan dana menipis, tak ada salahnya, mulai dicek lagi, mana barang-barang di rumah yang sekiranya sudah tidak terpakai, untuk kemudian dijual. Selain lebih bermanfaat, juga bisa mengurangi penumpukan barang-barang tak terpakai. Apalagi sekarang menjual barang-barang seken juga semakin mudah, sekalian mencoba nalar berbisnis,” ucap Anita.
Tak kalah penting, karena masa libur sudah usai, segera ubah pola pikir untuk fokus kembali ke dunia kerja dan mengumpulkan uang. Selain itu perketat anggaran belanja. Berhematlah untuk hal-hal yang bisa dihemat. Kembalilah ke kebiasaan hidup sederhana saat kerja.
Kata Anita, kalau dana darurat misal terpakai selama liburan, segera kembalikan. Meski kegunaannya tidak bisa diprediksi untuk hal apa, kapan, dan di mana, tapi inilah dana yang akan menyelamatkan ketika masa-masa sulit melanda di masa depan.
Apabila dana darurat berkurang atau bahkan tidak ada, maka sama saja selalu hidup dalam risiko yang besar. Sisihkan sejumlah uang, seberapa pun besarannya untuk persiapan dana darurat.
“Ingat, selalu disiplin. Kalau misal di momen lebaran tahun depan ingin memiliki anggaran liburan Rp20 juta, segera persiapkan dari sekarang agar cita-cita itu dapat tercapai. Jangan sampai liburan justru menggunakan dana darurat,” ucapnya.
Tentu saja, tak kalah penting, selalu sisihkan dana untuk berinvestasi. RELI, kata Anita, memiliki beragam produk investasi yang bisa disesuaikan dengan risiko investor dan tentu saja, dapat dipakai sebagai salah satu cara untuk menyiapkan dana liburan di masa depan.
“Investasi ini sangat penting, selain mampu melawan inflasi, jika rutin dan disiplin, bukan tidak mungkin keuntungan dari investasi bisa untuk digunakan menambah dana liburan di tahun depan. Kalau mau investasi, seperti saham maupun reksadana di RELI saja,” tegasnya.