SRAGEN- Status kejadian luar biasa (KLB) Demam Berdarah ditunjukkan dengan tingginya jumlah pasien positif DB di RSUD Sragen. Hingga pekan kedua Januari ini, jumlah pasien DB yang dirawat di RSUD itu sudah mencapai angka 51 orang.
Dari angka itu, dua diantaranya dilaporkan gagal terselamatkan alias meninggal dunia. Direktur RSUD Sragen, Didik Haryanto mengungkapkan dua korban meninggal masing-masing Suyanto (35) warga Dukuh Taskerep, RT 014/5, Plumbon, Sambungmacan. Pria itu meninggal tepat di malam tahun baru 1 Januari 2019.
Sedangkan korban meninggal kedua adalah siswa SMP, Adriyan Tanjung (14) asal Dukuh Kerjan RT 12, Katelan, Tangen. Siswa itu meninggal tanggal 7 Januari 2019 setelah sempat menjalani perawatan sebentar di RSUD Sragen.
Didik menguraikan keduanya meninggal akibat kondisinya yang sama-sama kritis saat tiba di RSUD.
“Jadi begitu datang kondisinya sudah syok atau Dengue Shock Syndrom (DSS). Tak sampai sampai 24 jam sudah meninggal,” paparnya.
Kabid Pelayanan, Sri Herawati menambahkan keduanya meninggal akibat kesamaan kondisi pula yakni bertubuh gemuk. Kondisi badan yang gemuk itu memang rentan tak terdeteksi ketika dalam kondisi DSS atau syok berat atau di puncak DB.
“Karena tipikal penyakit DB itu panas sehari dua hari, lalu hari ketiga agak turun. Tapi justru di hari ketiga keempat itu fase paling kritis atau syok. Nah, orang dengan tubuh gemuk kadang tidak kelihatan ketika dia mengalami dehidrasi saat syok itu. Biasanya suhunya sudah agak dingin dan dikira sembuh, padahal justru itu kondisi syok,” terangnya.
Didik menambahkan tren lonjakan pasien DB yang masuk ke RSUD memang terjadi sejak Desember 2018 hingga Januari 2019.
Dari rekapitulasi jumlah pasien DB, selama bulan Desember 2018, total ada 70 pasien DB yang dirawat di RSUD.
Sementara data terkini di bulan Januari 2019, selama 15 hari berjalan sudah ada 51 pasien DB yang dirawat. Bahkan beberapa hari terakhir, bangsal anak di Bangsal Anggrek penuh oleh pasien DB. Wardoyo