KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Jelang perayaan Imlek 2571 tahun 2020, harga cabai melambung tinggi, sampai menyentuh harga senilai Rp 80.000 per kilogram.
Namun uniknya, meski perayaan Imleks sudah berlalu, harga cabai tetap tak mau turun. Tetap nyaman nangkring di atas.
Tingginya harga cabai itu terlihat di Pasar Balong, Pasar Legi, Pasar Gede dan beberapa pasar lainnya di kota Solo.
Sementara itu, harga cabe merah mencapai Rp 60.000 per kilonya. Harga cabe mulai naik menjelang Hari Raya Imlek.
“Harga semua cabe mulai naik menjelang Imlek,” ujar Imah (40), salah satu pedagang sayur di Pasar Gede Solo saat ditanya Joglosemarnews.
Tidak hanya di Pasar Gede Surakarta saja yang mengalami kenaikan harga cabe. Akan tetapi di Pasar Balong, harga cabe juga mengalami kenaikan.
Bedanya tidak begitu meroket tinggi seperti di Pasar Gede Surakarta harga cabe rawit mencapai harga Rp 8.000 per kilogramnya.
Sedangkan di Pasar Balong, harga satu kilogam cabe berkisar Rp 50.000 per kilonya. Biasanya, harga cabai di pasar Balong tidak sampai Rp 50.000.
Selain cabai, harga bawang putih juga mengalami kenaikan. Kini harga bawang putih mencapai Rp 40.000 per kilogramnya.
Bagi pedagang, naiknya harga cabe dan bawang putih tersebut tidak berpengaruh signifikan bagi penjual di pasar. Pasalnya, para penjual di pasar menyesuaikan harga permintaan dan permintaan pembeli.
“Ya, tetep laku walau harganya naik, akan tetapi kulakannya lebih sedikit dari biasanya,” ujarnya.
Ia mengatakan, Harga cabe rawit merah kriting mencapai harga kisaran Rp 35.000 per kilonya dan jualnya dengan harga Rp 40000 perkilonya.
“Kalau harga cabe rawit mencapai harga Rp 45.000 saya jual lima puluh ribu rupiah perkilonya, kalau pembelinya minta satu ons saja saya harga dua ribu lima ratus rupiah peronsnya,” ujar Ngatini (55) pedagang sayur di Pasar Balong ketika berbincang-bincang dengan Joglosemarnews.
Masyarakat resah dengan harga cabe yang tak kunjung turun. Pasalnya, cabe merupakan salah satu kebutuhan sehari-hari.
Harga cabai dan bawang putih memang naik. Meskipun begitu, masyarakat tetap membelinya.
”Biarpun harga cabe mahal juga tetap beli, karena sehari-hari membutuhkan cabe untuk masakan dan harganya masih bisa dijangkau, walau belinya sedikit-sedikit yang penting ada cabe kalau di keluarga saya,” ujar Endang (52) salah satu pembeli di Pasar Balong ketika bincang-bincang dengan Joglosemarnews. dewi nopitaningrum