YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sebagian besar kubah lava Gunung Merapi terpotong lebih dari separuh oleh intensitas awan panas dan guguran yang terjadi dari Selasa (26/1/2021) hingga Rabu (27/1/2021).
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat jika pada tanggal 25 Januari 2021 volume kubah lava 2021 terukur sebesar 157.000 m3 namun pada 28 Januari 2021 volumenya sudah menjadi 62.000 m3.
“Terutama akibat aktivitas guguran dan awan panas yang terjadi pada tanggal 26 dan 27 Januari 2021,” ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Jumat (29/1/2021).
Hanik menuturkan penurunan volume kubah lava karena sebagian sudah terlontar pada saat terjadi awan panas. Dengan semakin mengecilnya volume kubah lava itu maka diproyeksi semakin mengurangi potensi terjadinya awan panas ke depan.
“Secara umum penurunan volume kubah lava ini mengurangi potensi bahaya karena menurunkan potensi terjadinya awan panas,” katanya.
Berkurang signifikannya volume kubah lava itu, ujar Hanik, juga diikuti dengan kondisi seismisitas, deformasi dan kandungan gas Merapi yang secara umum ikut menurun periode 22 – 28 Januari 2021 ini.
Pada periode sepekan ini, guguran lava pijar teramati sebanyak 230 kali dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter arah barat daya ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.
Awan panas guguran juga terjadi total sebanyak 71 kali dengan jarak luncur maksimal 3.500 meter arah Kali Boyong dan terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimal 70 mm dan durasi 240 detik.
Meski kubah lava mengecil dan gejala menurun, namun Hanik mengingatkan saat ini masih terlalu dini untuk menyimpulkan proses erupsi sudah selesai.
“Status masih Siaga,” ujarnya.
BPPTKG pun masih menunggu perkembangannya yang ada. Indikator erupsi menurun bisa dibaca selesai tergantung kondisi suplai magma dari dalam tubuh Merapi.
Klimaks erupsi sepekan ini yang cukup menonjol pada Rabu lalu, yakni teramati terjadi 52 kali awan panas dengan maksimum jaraknya 3.000 meter.
Fase erupsi Gunung Merapi terjadi sejak 4 Januari 2021 lalu. Sejak 7 Januari sampai saat ini telah terjadi 96 kali awan panas. Sedangkan probabilitas erupsi dominan ke efusif sebesar 43 persen.
Deformasi Gunung Merapi yang dipantau pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 0,4 sentimeter per hari, menurun dibandingkan periode yang sama minggu sebelumnya.
Sebagai perbandingan deformasi pada minggu lalu yakni 15 sampai 21 Januari menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 0,8 sentimeter per hari.
BPPTKG menyatakan awan panas masih berpotensi terjadi di Gunung Merapi. Daerah yang berpotensi bahaya awan panas guguran dan guguran lava adalah alur Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.