SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus kematian janggal hingga membuat makam seorang ibu asal Kampung Widoro, Kelurahan Sragen Wetan, Kecamatan Sragen, bernama Setyorini (53) terpaksa dibongkar kembali, Minggu (3/7/2022), akhirnya terkuak.
Hasil pemeriksaan dari kepolisian, wanita paruh baya itu ternyata bukan meninggal karena terjatuh. Akan tetapi memang sengaja dibunuh.
Tersangka pelaku pembunuhan, Rabu (6/7/2022) siang ini dihadirkan di Polres Sragen. Menurut rencana kasus pembunuhan itu akan dirilis langsung dipimpin oleh Kapolres AKBP Piter Yanottama.
“Siang ini akan dirilis kasus pembunuhannya,” ujar Kasi Humas Polres Sragen, AKP Suwarso Rabu (6/7/2022) pagi.
Sebelumnya, polisi terpaksa membongkar makam Setyorini yang bary dikubur pada Selasa (28/6/2022) lalu.
Pembongkaran dilakukan oleh pihak kepolisian atas permintaan keluarga yang merasakan indikasi kejanggalan atas kematian wanita paruh baya itu.
Kuburan Setyorini terpaksa dibongkar setelah 5 hari lalu dimakamkan di Pemakaman Sarekat Islam (SI) Sragen Wetan.
Pembongkaran dilakukan oleh personel Dokkes dari Polda Jateng dan Polres Sragen.
Menurut keterangan keluarga, pembongkaran dilakukan untuk menguak misteri penyebab kematian almarhumah dinilai janggal.
Setyorini dikabarkan jatuh di kamar mandi, namun ditemukan ada luka lebam dan indikasi ketidakberesan posisi terakhir almarhumah ditemukan.
Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama melalui Kanit Pidana Umum Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim), Ipda Setya Permana membenarkan pembongkaran makam warga Widoro tersebut.
Pembongkaran dilakukan atas dasar laporan dari pihak keluarga yang merasakan ada kejanggalan dari kematian almarhumah.
“Saat kejadian awal meninggal belum dilaporkan ke polisi. Setelah dua hari dimakamkan, keluarga baru melapor,” paparnya kepada wartawan.
Berdasarkan laporan di Polres, almarhumah awalnya dilaporkan meninggal mendadak di kamar mandi.
Namun pihak keluarga curiga lantaran saat ditemukan, posisi almarhumah dalam keadaan seperti sujud dengan kepala masuk ke ember cucian.
Setelah dilakukan pembongkaran, nantinya akan dilakukan pemeriksaan dan otopsi terhadap jenazah almarhumah.
“Jika indikasi kekerasan, nanti akan ditindaklanjuti,” jelasnya.
Sementara, Dian, putra almarhumah mengungkapkan pihak keluarga mengajukan permohonan pembongkaran karena melihat ada sejumlah kejanggalan dari kematian ibunya.
Kejanggalan itu di antaranya dari posisi terakhir almarhumah yang saat ditemukan dalam keadaan kepala masuk ke dalam ember berisi air.
Hal itu dinilai bertolakbelakang dengan kabar awal bahwa ibunya meninggal terjatuh di kamar mandi.
Kemudian, ia sempat curiga dengan kondisi wajah almarhumah yang terdapat luka lebam.
”Waktu itu tidak ada pikiran apa-apa sehingga begitu dievakuasi kemudian dimandikan dan langsung dimakamkan. Setelah itu baru kepikiran, kalau kepeleset harusnya posisi jatuhnya miring. Dan embernya jika kena mestinya juga jatuh. Tapi itu embernya masih terisi air dan tidak penuh. Posisi ibu saya waktu ditemukan kepalanya seperti sujud dan masuk ke ember berisi air,” terangnya.
Ia menjelaskan ibunya meninggal pada Selasa (28/6/2022) pagi sekitar pukul 05.30 WIB saat tengah mencuci piring di belakang rumah.
Saat itu, dirinya masih tertidur sehingga tidak mengetahui kronologi detailnya. Ia baru tahu setelah ada tetangga yang membangunkannya dan memberitahu bahwa ibunya ditemukan meninggal di belakang rumah saat mencuci piring.
Padahal sepengetahuannya, selama ini ibunya dalam kondisi sehat dan tidak memiliki riwayat sakit.
Bahkan setiap hari, ibunya juga rajin berolahraga. Atas kejanggalan itu, akhirnya pihak keluarga sepakat untuk melapor ke polisi dan meminta dilakukan pembongkaran.
Mereka berharap dari hasil pemeriksaan nantinya akan bisa menguak misteri penyebab kematian almarhumah yang masih menyisakan keganjilan. Wardoyo