BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Visi Misi Bupati Boyolali Pro Investasi terbukti mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Terbukti, jumlah lowongan kerja (loker) melebihi jumlah pencari kerja (pencaker).
“Sehingga, jika tidak pilih- pilih jenis pekerjaan, maka dipastikan setiap pencari kerja bakal mendapatkan pekerjaan alias tidak menganggur,” ujar Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja (Penta), Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja (Diskopnaker) mengatakan Sugeng Priyanto, Rabu (20/7/2022).
Dijelaskan, jumlah pencaker di Boyolali mencapai 7.000-8.000 orang/tahun.
“Ini bisa dilihat dari jumlah pencari kartu kuning atau AK1 di Diskopnaker. Pemohon bisa dilayani langsung maupun secara online,” ujarnya.
Sedangkan jumlah lowongan kerja (loker) di Kota Susu sangat mencukupi. Pada 2021 misalnya, ada 16.637 loker. Loker didominasi perusahaan dan pabrik garmen yang tersebar di beberapa kecamatan.
“Sayangnya, tidak semua pencaker mau mengambil loker tersebut. Sehingga perusahaan terpaksa mendatangkan tenaga kerja dari luar Boyolali.”
Adapun pencaker usia produktif didominasi lulusan SMA dan SMK. Sebagian lagi adalah sarjana, SMP maupun SD.
“Sebenarnya jumlah lokernya sangat mencukupi. Bahkan isilahnya turah-turah. Sayangnya, masih ada pencaker yang milih-milih, tak mau kerja di pabrik.”
Disis lain, Diskopnaker Boyolali juga terus berupaya meningkatkan skill pencaker. Salah satunya melalui program pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK). Sampai Juni 2022, sudah ada 240 orang yang mengikuti kegiatan pelatihan.
Mulai dari program keahlian menjahit, teknik mesin, teknik informatika, pengoperasian mesin bubut, pertukangan hingga boga. Namun, ternyata minat pelatiahn boga ternyata sangat besar.
“Rata-rata minat orang-orang Boyolali lebih pada boga. Setelah keluar biasanya membuka UMKM. Selain itu banyak juga yang berminat pada promosi online.”
Latihan digelar secara gratis bagi warga Boyolali.
“Setelah lulus pelatihan, langsung kami bantu salurkan ke perusahaan yang sudah kerjasama dengan kita. Seluruh pelatihan, snack, makan, modul, seragam kejuruannya juga gratis.”
Salah satu pencaker, Edo (19) asal Kecamatan Sawit mengaku mengurus kartu kuning untuk mendaftar di pabrik garmen.
“Informasinya, lebih mudah melamar kerja ke pabrik garmen karena membutuhkan banyak tenaga kerja. Mudah- mudahan bisa diterima,” pungkas dia. Waskita