Beranda Umum Nasional Menko Airlangga Minta Pengusaha Terus Ciptakan Inovasi dengan Memanfaatkan Teknologi Digital Serta...

Menko Airlangga Minta Pengusaha Terus Ciptakan Inovasi dengan Memanfaatkan Teknologi Digital Serta Big Data

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat berbicara dalam Musyawarah Nasional I Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) Tahun 2022 di Jakarta, Kamis (25/8/2022) / Istimewa

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto meminta pengusaha terus menciptakan inovasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital serta big data.

Hal itu menurut Menko Airlangga, merupakan sebuah keniscayaan, agar para pengusaha mampu meningkatkan daya dan tetap terdepan dalam dunia yang kompetitif ini.

Terkait hal tersebut, Menko Airlangga menggambarkan, bahwa nilai digitalisasi Indonesia di tahun 2022 adalah sekitar Rp 20 miliar. Nilai ini diprediksi akan berkembang menjadi Rp 125 miliar pada 2025, dan Rp 300 miliar di 2030.

“Karena itu, kesempatan ini jangan dilepas, karena Indonesia merupakan pasar yang besar untuk dunia digital,” tutur Menko Airlangga dalam Musyawarah Nasional I Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) Tahun 2022 di Jakarta, Kamis (25/8/2022).

Menko Airlangga menjelaskan, prospek ekonomi Indonesia ke depannya semakin optimis, yang ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,44% (yoy) pada Kuartal II 2022.

Kondisi tersebut ditunjang dari sisi konsumsi maupun investasi. Pada sisi konsumsi, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) dan penjualan ritel terus tumbuh. Prospek permintaan juga terus meningkat sehingga menjadi insentif bagi industri untuk meningkatkan produksi.

Peningkatan permintaan juga tercermin dari Purchasing Manager’s Index (PMI) yang terus berada di level ekspansif selama 11 bulan beruntun dan pada Juli 2022 tercatat senilai 51,3.

“Pada saat yang sama, inflasi Indonesia relatif terkendali yakni sebesar 4,94% (yoy) pada Juli 2022,” papar  Menko Airlangga.

Sementara dari sektor eksternal, ketahanan Indonesia juga tetap terjaga dan semakin solid meski di tengah tekanan ketidakpastian global.

Hal itu terlihat dari Neraca Perdagangan Indonesia yang terus mencatatkan surplus selama 27 bulan berturut-turut.

Bahkan pada Januari-Juli 2022, surplus Indonesia telah mencapai USD29,1 miliar, atau dua kali lipat surplus pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga :  Perubahan Sistem Sirekap Dinilai Hambat Pengawasan Publik, ICW Minta Dilakukan Audit Menyeluruh

Pencapaian surplus perdagangan tersebut, jelas Menko Airlangga,  menjadi modal penting bagi terjaganya cadangan devisa dan stabilitas nilai tukar Rupiah.

Pada sisi lain, kualitas pertumbuhan ekonomi juga diiringi dengan membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat, yang dapat dilihat dari terus menurunnya tingkat kemiskinan, dari 10,19% pada September 2020 menjadi 9,54% pada Maret 2022.

Demikian pula, tingkat pengangguran juga mengalami penurunan dari 7,1% pada bulan Agustus 2020 menjadi 5,8% di Februari 2022.

“Tahun 2022 ini, Pemerintah masih melanjutkan program PEN sebesar Rp 455,6 triliun, dengan fokus pada penanganan kesehatan, pemberian bantuan sosial, dan mendukung kegiatan usaha sekaligus mempersiapkan strategi transisi aktivitas ekonomi dari pandemi ke endemi,” ujar Airlangga Hartarto, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

 

Sebagai bagian dukungan bagi dunia usaha tersebut, Pemerintah juga menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang ditargetkan sebesar Rp 373 triliun pada tahun 2022 ini.

“Jadi, potensinya bagi pengusaha untuk mendapatkan KUR masih besar, dan ini juga bisa digunakan untuk sektor pertanian yang diberikan pagu Rp 90 triliun. Pada tahun depan target KUR akan dinaikkan lagi menjadi Rp 460 triliun,” papar Menko Airlangga.

Dalam jangka panjang, lanjut Airlangga, Pemerintah akan terus memastikan berjalannya reformasi struktural untuk mendorong daya saing dan iklim berusaha di Indonesia. Salah satunya melalui Undang-Undang Cipta Kerja dan penerapan sistem layanan perizinan berusaha elektronik yang terintegrasi (OSS RBA).

Sedangkan terkait dengan ketahanan pangan, neraca beras Indonesia juga masih mencatatkan surplus. Pada periode Januari-September 2022, produksi beras diperkirakan mencapai 26,45 juta ton dan konsumsi beras mencapai 22,72 juta ton, sehingga terdapat surplus sebesar 3,73 ton.

“Kemarin kita dapat apresiasi dari International Rice Research Institute (IRRI) untuk swasembada beras. Untuk ketahanan pangan, Presiden mendorong diversifikasi pangan, intensifikasi pertanian, dan pengembangan bibit-bibit Genetically Modified Organism (GMO). Dengan ketahanan pangan yang bagus, maka kita akan bisa konsentrasi di sektor energi pada masa depan,” ucap Menko Airlangga.

Baca Juga :  Gegara Karangan Bunga Satire untuk Prabowo-Gibran, BEM FISIP Unair Dibekukan!

Momentum Presidensi G20 Indonesia 2022 yang menuju puncaknya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Negara G20 November 2022 mendatang tentunya juga dimanfaatkan sebaik-baiknya guna mendorong pemulihan dan transformasi ekonomi.

Melalui Presidensi G20, jelas Menko Airlangga, Indonesia mendorong transparansi dan akuntabilitas, baik untuk sektor publik maupun swasta.

Tentu saja, tantangan ekonomi dewasa ini hanya dapat dijawab dengan kolaborasi yang kuat antara Pemerintah dan pengusaha. Termasuk, tentu saja sinergi dengan Pemerintah Daerah yang akan bisa mendorong pengembangan ekonomi regional, khususnya untuk mengakselerasi hilirisasi komoditas.

Melalui Munas I JPNAS tersebut, Menko Airlangga berharap pengusaha dapat berperan aktif menciptakan iklim usaha kondusif. Selain itu juga saling bekerja sama demi mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Semoga ajang ini juga dapat memberikan semangat kepada para pengusaha muda agar mencapai hasil yang lebih baik lagi di masa depan,” pungkas Menko Airlangga. Suhamdani