SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM –
Pondok Pesantren (Ponpes) SMP dan MA Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen (Dimsa) tepat menapaki usia ke-33 tahun hari ini.
Hari milad tersebut dinilai menjadi momentum untuk makin meningkatkan eksistensi dan mengukuhkan ikhtiar Dimsa berhikmat untuk umat.
Hal itu disampaikan Dirut Ponpes Dimsa Sragen, Ali Rosyidi saat menceritakan perjalananan Ponpes Dimsa Sragen dari nol hingga menapaki tahun ke-33 ini.
“Untuk Milad 33 ini, kita mengusung tema berhikmat untuk umat semai kader bermartabat,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM ditemui di Ponpes Dimsa, Kamis (29/12/2022).
Ali menuturkan Ponpes Dimsa berdiri sejak tahun 1989. Kala itu, ponpes dirintis dengan ikhtiar membentuk kader umat, kader bangsa dan kader perserikatan.
Guna mewujudkan misi itu, jajarannya berupaya menerapkan beberapa program unggulan. Selain ilmu agama dan akademik, ada extra wajib tapak suci yang diharapkan membentuk karakter para siswa dan santri.
Dari pembinaan ekstra dan kesungguhan itu, hasilnya, santri-santri Dimsa selalu menorehkan prestasi di beberapa ajang kompetisi di Sragen.
“Sejak awal kyai-kyai yang merintis dari pesantren ini, memang ingin menjadikan pesantren sebagai garda depan perserikatan. Kalau kita maknai memang pesantren harus bisa melahirkan kader perserikatan, jadi estafet kepemimpinan Muhammadiyah kawah candradimuka ya di pesantren ini. Alhamdulillah melalui pesantren ini lahir perserikatan yang memang linier dan diinginkan,” jelasnya.
Ali menambahkan selama hampir lebih dari 3 dekade, Dimsa sudah banyak melahirkan tokoh-tokoh hebat baik di jalur perserikatan maupun aspek lain.
“Ada yang di Pimpinan Muhammadiyah, ada yang di Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, ada yang di pusat Muhammadiyah itu yang harapan menjadi kader perserikatan. Alhamdulillah bisa terwujud,” tandasnya.
Termasuk di ranah politik, selama ini Muhammadiyah yang menjadi ruh Ponpes Dimsa membebaskan dan tidak hanya monopoli di satu partai.
Ia menegaskan Muhammadiyah tidak berpartai tapi harapannya bisa di partai mana pun.
“Sehingga ibarat peribahasa bisa mengalahkan kancil yang berlari mengalahkan barisan keong, karena berbaris tidak nampak. Selama ini kader Muhammadiyah ada di PKS, Nasdem juga ada, di Golkar ada, di Gerindra juga ada, di PAN juga. Insya Allah kami mengajak alumni untuk kemajuan Ponpes,” tandasnya. Wardoyo