SOLO – Satu per satu media cetak mulai bertumbangan. Kali ini, berita duka datang dari kota Yogyakarta. Sebuah koran tiga zaman yang terbit 15 November 1946, Harian Bernas, akhirnya harus undur diri dari pentas percaturan media. Kematian Harian Bernas, terhitung hanya 3 bulan setelah nasib serupa dialami media cetak Joglosemar di Kota Solo, yang pamit pada 30 Desember 2017 lalu.
“Dengan sangat berat kami memutuskan untuk berhenti terbit terhitung mulai 1 Maret 2018. Hal ini kami lakukan karena di satu sisi biaya produksi terus meningkat, sementara di sisi lain jumlah pembaca dan pendapatan iklan stagnan bahkan cenderung menurun,” ujar Direktur Utama PT Media Bernas Jogja, Putu Putrayasa kepada para karyawan PT Media Bernas Jogja.
Meski koran versi cetak berhenti terbit, namun Putu Putrayasa tetap berkomitmen untuk mengembangkan media online bernas.id. Selain untuk membidik segmen pembaca generasi milenial yang akrab dengan gadget, meneruskan dan mengembangkan bernas.id sebagai upaya untuk mempertahankan nama Harian Bernas yang sudah melegenda dan menjadi sebuah heritage.
Dengan demikian, meski koran versi cetak tidak terbit, namun nama Harian Bernas akan tetap ada dan dipertahankan dengan adanya koran versi online bernama bernas.id. Para karyawan, terutama yang sudah puluhan tahun bersama Harian Bernas pun mendukung upaya mempertahankan nama Harian Bernas versi online.
“Kalau pun versi cetak sudah berhenti, namun versi online harus tetap jalan dan dipertahankan untuk melestarikan nama Bernas. Sebab bagaimana pun nama Bernas sudah dikenal luas dan telah menjadi bagian dari perjuangan bangsa ini sejak awal kemerdekaan era pemerintahan Orde Lama hingga pemerintahan Orde Baru dan hingga kini Orde Reformasi,” kata Tedy Kartiyadi, Manajer Sirkulasi Harian Bernas.
Menurut Tedy Kartyadi, Harian Bernas yang pada 15 November 2018 berusia 72 tahun telah melewati tiga zaman perjalanan pemerintahan bangsa Indonesia, mulai dari zaman Orde Lama, zaman Orde Baru hingga kini zaman Orde Reformasi. Dalam perjalanan panjang yang melelahkan dan penuh dinamika itu, Harian Bernas mampu bertahan hingga usia hampir 72 tahun.
Namun, dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi yang melahirkan media sosial dan media online, media cetak seperti Harian Bernas pun terkena dampaknya, mulai dari jumlah pembaca yang menurun hingga pendapatan iklan yang juga menurun.
“Saat ini masyarakat lebih suka membaca media online dan media sosial ketimbang media cetak. Begitu pula pemasang iklan lebih memilih pasang iklan di media sosial secara gratis ketimbang di media cetak,” kata Tedy Kartyadi. Suhamdani