YOGYAKARTA- Aksi unjuk rasa menolak proyek Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulon Progo yang berujung rusuh di depan Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengundang geram warga Yogyakarta.
Puluhan orang yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Anti Anarkisme atau Aman membalas unjuk rasa itu dengan aksi di lokasi yang sama pada Rabu (2/5/2018).
Tak hanya berorasi, mereka juga membalas tulisan bunuh sultan dengan perusuh buang ke laut. Juru bicara Aliansi Masyarakat Anti Anarkisme Agung Budyawan mengatakan unjuk rasa penolakan proyek Bandara NYIA Kulon Progo yang berujung rusuh itu jelas mencederai perasaan warga Yogyakarta.
“Saat Mei 1998 kota lain rusuh, toko dijarah dan dibakar, para aktivis saja bisa menjaga Yogya aman, lha ini mahasiswa baru malah coba-coba merusuh, apa ngga bikin emosi ?” ujar Agung.
Aksi unjuk rasa penolakan proyek Bandara NYIA Kulon Progo yang digelar saat Hari Buruh atau May Day, Selasa 1 Mei 2018 di depan Kampus UIN Sunan Kalijaga berujung rusuh.
Massa membakar pos polisi dengan bom molotov. Selain itu beberapa rambu lalu lintas juga dirusak. Bahkan ada coretan bertuliskan Bunuh Sultan di beberapa titik.
Kelompok yang geram dengan unjuk rasa anarkistis itu membawa bus ke depan pos polisi yang dibakar massa itu. Badan bus itu ditutup spanduk besar warna merah bertuliskan “Shuttle Bus Demonstran Anarkis: Jurusan Jogja –Pantai Parang Tritis : Gawe Rusuh, Buang ke Laut !”
Para peserta aksi juga membawa poster bertulis seperti “Jogja untuk kuliah, bukan berulah”, “Gawe Goro-Goro Guwang Segoro (Buat perkara buang samudera)”, dan juga “Gak usah ke Jogja kalau cuma bikin rusuh”
Aliansi itu pun mengultimatum, jika ada aksi demo yang mencoba merusuh dan mengusik ketenangan warga Yogya seperti saat unjuk rasa penolakan Bandara NYIA Kulon Progo itu, maka jangan salahkan warga mamakai cara sendiri.
“Merusuh itu tindakan preman, dan kami punya cara sendiri juga untuk mengatasi preman,” ujar Agung.