PONOROGO-Buah tin memiliki sejuta manfaat. Buah yang tercantum dalam Alquran ini juga mendatangkan ide dan peluang bisnis yang dirasa menguntungkan bagi para pebisnis pertanian.
Sudarsih, seorang wirausaha pembudidaya tanaman tin menyatakan prospek tanaman ini sangat cerah.
“Tanaman tin mulai banyak diketahui masyarakat, banyak manfaatnya
untuk kesehatan dan disukai karena tanamannya yang mudah tumbuh serta mudah pemeliharaannya,” ujar dia, Minggu (19/8/2018).
Dia menerangkan, tin suka kondisi tanah yang basah tapi tidak suka yang becek. Cukup dengan sekam dan kompos pupuk kandang pohon tin dapat tumbuh dan berbuah. Buah tin tergolong buah istimewa, karena disebutkan dalam kitab Alquran.
Ternyata bukan hanya buahnya yang berkhasiat, menurut dia daun dari tanaman tin ini juga berkhasiat. Buah tin mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin, kalsium, zat besi, dan potassium serta kaya nutrisi.
Saat ini ada 75-nan jenis tin yang dikembangkan oleh Sudarsih. Di antaranya Green Yordan, Brown Turki, Purple Yordan, Red Palestine, Blue Giant dan Panace Tiger. Maupun Tin Jolly Tiger Varigata JTV yang paling mahal, dimana harga fresh cangkok saja mencapai Rp 1juta.
Budidaya tanaman buah tin ini tergolong mudah. Menurut dia tanaman buah tin dapat mudah tumbuh di dalam pot dan bisa cepat dinikmati buahnya dalam waktu 2-3 bulan. Dengan catatan pemeliharaannya benar, media dan pupuknya bagus. Media atau tanah untuk tanaman tin tidak khusus.
Dia yang mulai tertarik mempelajari tanaman buah tin dari 2011 ini, kini mempunyai tempat usaha dengan nama Saila Fig Garden yang beralamat di Desa Duri Kecamatan Slahung Ponorogo. Di sana tersedia aneka bibit tanaman buah tin dengan kisaran harga Rp 50.000–Rp 2.500.000.
Dengan berbudidaya tin kini dia telah memiliki rumah mewah.
Dia juga tak segan membagikan ilmunya kepada masyarakat yang datang di kebunnya.
“Untuk saat ini masih fokus dengan pembibitan tanaman buah tin. Tetapi ke depannya semoga bisa menghasilkan buah tin yang lebih banyak memenuhi permintaan pasar nasional. Apalagi harga buah tin saat ini Rp 250 ribu perkilo,” ujar dia
Yang disayangkan oleh dia adalah perkembangan budidaya tanaman tin di Indonesia masih kalah dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Hal ini diakibatkan masih rendahnya minat masyarakat untuk membudidayakan tanaman ini. Selain itu peran pemerintah juga dirasa masih kurang untuk memberikan edukasi kepada masyarakat berkaitan dengan buah tin. Aris Arianto