SOLO– Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo meluncurkan Sistem Pembelajaran Daring (spada), Kamis (16/8/2018), di UNS Inn. Spada merupakan pengembangan dari pembelajaran campuran atau yang biasa disebut blended learning.
Menurut Rektor UNS, Ravik Karsidi, dirinya menargetkan pengunggahan seluruh mata kukiah (makul) yang ada diajarkan di UNS dalam waktu dua hingga tahun ke depan.
“Spada merupakan sebuah proses budaya kerja yang baru. Gampang-gampang susah mengajak dosen ikut menggunakan Spada. Sebab masih banyak dosen konvensional yang mengajar bahkan hanya dengan membawa satu buku saja,” ujarnya.
Ravik menyebutkan, sampai saat ini sudah ada sekitar 1.300 makul yang telah dirubah dalam bentuk blended learning. Makul tersebut menjadi modal untuk disempurnakan dalam bentuk Spada. Ravik mengungkapkan, saat ini baru 137 makul atau sekitar sepuluh persen makul yang sudah diunggah ke Spada.
“Karena kami baru perkenalkan ke para dosen pekan lalu, tepatnya pada 6 Agustus. Kami sudah minta ke semua fakultas untuk memasukkan makul ke Spada. Sehingga dalam beberapa hari ke depan makul akan terus bertambah. Ini baru langkah awal. Ke depan akan ada gerakan satu dosen satu makul di spada. Minimal mulai di semester ini,” paparnya.
Sementara itu, Spada merupakan program nasional Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Melalui program tersebut, UNS sudah menjadi inisiasi pembelajaran daring sejak enam tahun lalu dengan sistem blended learning.
“Kalau selama ini blended learning lebih banyak melayani internal hanya mahasiswa UNS saja. Dengan spada, mindset-nya harus berubah. Tidak hanya melayani mahasiswa UNS, tapi juga bisa diakses dan digunakan oleh mahasiswa dari universitas lain. Ke depan, UNS harus siap bekerjasama dengan universitas lain yang memiliki bahan ajar sama. Intinya kan saling tukar bahan yang sama,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, dengan Spada, mahasiswa bisa transfer kredit antaruniversitas. Dimana terdapat beberapa makul yang dipilih Dikti untuk dijamin mutunya. Kemudian Dikti akan meluncurkan ijazah dengan transfer kredit tersebut dan diakui oleh kementerian.
“Tiga minggu lalu kami datang dan mendatangani MOU dengan Universitas Negeri Malang, kampus yang berbasis learning university. Mereka juga maju dalam bidang ini. Nanti akan ada beberapa program studi yang menjadi inisiasi untuk memulai transfer kredit. Pola yang akan dikembangkan tadi lebih sebagai memfasilitasi kemudahan mahasiswa belajar dengan menggunakan daring,” tukasnya. Triawati PP