KARANGANYAR- Misteri kematian Warmin (35) warga Dukuh Kacangan RT 027, Desa Pagak, Kecamatan Sumberlawang, Sragen yang ditemukan tewas bersimbah darah di WC Umum Pasar Colomadu, Karanganyar pada Selasa (28/8/2018) pagi, akhirnya terkuak. Pemuda yang belakangan diketahui sebagai petugas kebersihan pasar itu memang diduga tewas akibat penganiayaan berat.
Hal itu disampaikan Kasat Reskrim Polres Karanganyar, AKP Purbo Adjar Waskito, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Henik Maryanto, Sabtu (1/9/2018). Ia menyampaikan saat ini tim masih mengintensifkan penyelidikan kasus tersebut.
Meski belum menemukan pelaku penganiayaan, namun hasil penyelidikan sementara mengarah pada fakta bahwa korban meninggal diduga karena penganiayaan kategori berat.
Purbo menceritakan korban meninggal karena luka yang diderita pada bagian kepala tepatnya bagian kepala antara dahi dan hidung.
“Keterangan dokter, luka di kepala itu akibat pukulan benda tumpul. Semoga bisa cepat ketemu dan motif menyebabkan korban dianiaya dan meninggal dunia. Itu penganiayaan berat menyebabkan korban meninggal. Menurut dokter yang memeriksa, tidak ada luka senjata tajam,” paparnya.
Purbo menjelaskan saat ditemukan orang, korban masih dalam kondisi hidup. Korban masih sempat ditanya penyebab luka pada kepala.
Menurut keterangan saksi yang menemukan kali pertama, korban terluka karena jatuh di kamar mandi. Setelah itu saksi pergi memanggil rekannya untuk meminta bantuan menolong korban.
“Mereka yang lapor ke Polsek Colomadu. Si saksi itu mau ke kamar mandi buang air. Lewat kamar korban lihat kondisinya bersimbah darah. Saksi sempat menyuruh korban cuci muka. Begitu dibawa ke rumah sakit, ditangani. Polisi datang ke rumah sakit, kondisi korban tidak bisa ditanyai,” jelas dia.
Polisi masih mendalami keterangan seluruh saksi. Menurut informasi, korban sempat berurusan dengan pengamen sebelum kejadian tersebut. Tetapi polisi tidak bisa menarik kesimpulan secara gegabah perihal informasi tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Warmin ditemukan bersimbah darah penuh luka sayatan benda tajam di kepalanya.
Pemuda yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi orangtuanya, Mbah Sukiyem (65) itu akhirnya meregang nyawa setelah sempat dirawat di rumah sakit. Warmin tak bisa bertahan dan mengembuskan nafas terakhirnya dan dimakamkan, Kamis (30/8/2018). Wardoyo