KARANGANYAR- Enam warga Karanganyar yang selamat gempa dan Tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah Jumat (28/09/2018) lalu, berhasil kembali ke kampung halaman masing-masing. Sedangkan enam orang lainnya, masih bertahan di Palu.
Enam warga yang pulang tersebut, masing-masing, Dwi Purnomo, warga Popongan Rt 02 Rw 01 Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Dwi Wijayanto, warga Gondang Berjo, RT 02 Rw 11 Desa Berjo, Ngargoyoso, Sugiyanto, warga Banjar Rt 01 Rw 04 Desa Gerdu Karangpandan.
Kemudian Sutarno, warga Bulurejo Rt 02 Rw 08 Desa Karangpandan, Karangpandan, Apri Saryanto, Bulurejo Rt 02 Rw 08 Desa Karangpandan, Karangpandan, serta Suwarto, Bulurejo Rt 02 Rw 15 Desa Karangpandan, Karangpandan.
Gempa dan Tsunami yang terjadi, menyisahkan cerita pilu bagi enam warga Karanganyar yang selamat dari bencana alam ini.
Apri Saryanto, usai diterima bupati Karanganyar Juliyatmono, Jumat (05/10/2018) mengungkapkan, pada saat gempa, dia bersama 12 rekan-rekannya, sedang melakukan persiapan untuk kerja lembur di salah satu perusahaan kontraktor perumahan di kota Palu.
Namun kerja lembur tersebut batal, karena keterbatasan air. Karena batal lembur, ke 12 warga Karanganyar ini kembai ke mess. Namun ditengah perjalanan, terjadi gempa yang cukup kuat.
Mereka kembali lagi ke mess, ditengah perjalanan akan kembali ke mes, ternyata jalan sudah hancur dan rumah roboh akibat gempa. Akhirnya mereka berlarian menyelamatkan diri dan terpencar.
“ Saat saya dan teman-teman menyelamatkan diri, dari daerah pantai sudah ada ribuan warga yang berlarian menyelamatkan diri. Saat itu warga berteriak jika air laut naik dan menerjang darat. Kami terus berlari menyelamatkan diri. Setelah menempuh perjalanan selama satu jam lebih, akhirnya kami sampai di daerah perbukitan. Suasananya sangat mengerikan mas. Semua hancur,” ungkapnya, Jumat (05/10/2018).
Di kawasan perbukitan ini, enam warga Karanganyar kembali bertemu, sedangkan enam lainnya terpisah. Informasi terakhir, menurut Apri, enam rekannya tersebut selamat dan saat ini masih berada di Palu.
“ Bersama warga lain, kami berada di perbukitan selama satu hari dengan segala keterbatasan. Selama berada di perbukitan tersebut, saya mencoba kontak dengan warga Karanganyar melalui media sosial, dan mendapat respon. Akhirnya temen-temen relawan Karangpandan, membelikan kami tiket pesawat dan langsung pulang ke Karanganyar,” ujarnya.
Apri juga menceritakan kondisi kota Palu dan sekitarnya pasca terjadinya gempa dan Tsunami. Penjarahan terjadi dimana-mana.
“ Kondisinya sangat kacau mas. Penjarahan dimana-mana. Saya sendiri miris melihatnya,” katanya. Wardoyo