JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Solo

Hari Batik. Ndalem Gondosuli, Saksi Perjalanan Sehelai Kain di Laweyan

Triawati
   
Triawati

SOLO- Yayasan Batik Nasional (YBN) menggelar Hari Batik Nasional (HBN) Selasa (2/10/2018), di Ndalem Gondosuli. Program HBN diawali pada Senin (1/10/2018) dengan kunjungan ke galeri batik Go Tik Swan dan kemudian dilanjutkan ke Museum Batik Danar Hadi. Setelah itu, menggunakan becak atau andong, para peserta HBN bejalan-jalan santai ke kampung batik Laweyan untuk mengunjungi para perajin batik dan pelaku industri di sana.

“Kunjungan ini kami jadikan momentum bukan saja berkenalan dan memperluas jaringan, tapi juga memperdalam pengetahuan orang mengenai sejarah Kampung Batik Laweyan. Di sini orang bisa memahami batik dari nilai sejarahnya, keasliannya, regenerasinya, hingga nilai ekonominya yang terbangun luas hingga mancanegara,” ujar Ketua Panitia HBN Ibu Titiek Imawati.

Baca Juga :  Catering di Solo Kena Tipu Hampir Rp 1 Miliar, Makanan Sempat Diantar ke Masjid Sheikh Zayed untuk Sahur Bersama

Sebagai program acara utama, Perjalanan Sehelai Kain secara khusus digelar di Ndalem Gondosuli, sebuah ruang tampil seni terbaru di Laweyan, Solo, pada Selasa (2/10/2018) yang kedepannya akan menjadi salah satu pusat edukasi dan galeri batik digital. Melibatkan beberapa perancang busana nasional dan lokal, serta sanggar tari di Solo.

Ketua YBI mengatakan, sendratari Perjalanan Sehelai Kain merupakan puncak seremoni Hari Batik Nasional 2018 dan menjadi seri lanjutan dari program sejenis pada 2017 lalu.

“Tapi, khusus tahun ini kami berkeras ingin memberikan Laweyan yang maju ke muka untuk bicara banyak soal batik. Ini kesempatan dunia luas untuk makin memahami Laweyan,” kata Ketua YBI Ibu Jultin Harlotina.

Dalam kesempatan tersebut, sebuah pagelaran dipersembahhkan.dalam rangka HBN. Tekad, semangat dan kekuatan batin seorang pemuda telah membawa pergi keluar desanya untuk mengadu nasib.

Baca Juga :  Soal Koalisi Dengan PDIP, Gibran: Semua Bisa Dibicarakan

Dalam perjalanan petualangannya, pemuda itu menemukan sehelai kain putih yang tidak diketahui siapa pemiliknya. Si pemuda lalu membawa kain putih tersebut kemanapun  dia pergi, sampai akhirnya tiba di sebuah desa, yang ternyata desa pembatik.

Di desa itulah perjalanan sehelai kain dimulai, si pemuda terpesona akan indahnya batik. Lalu dia tertarik untuk mengenal apa itu batik dan mempelajari proses pembuatan dari batik yang sarat akan makna untuk bisa dia kembangkan. Batik akhirnya merubah kehidupan si pemuda, membawa nasibnya merangkak naik menjadi saudagar kaya raya yang terkenal di seantero negeri, hingga namanya pun berbinar ke negara-negara sahabat.  Triawati PP

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com