BANDUNG— Pantai Tanjung Pakis di Desa Tanjung Pakis Kecamatan Pakis Jaya Kabupaten Karawang terlihat ramai berbeda dengan hari biasanya yang sepi. Hal itu terjadi setelah pesawat Lion Air JT610 jatuh tak jauh dari pantai tersebut pada Senin (29/10/2018).
Sampai hari kedua, pantai dengan air laut yang keruh itu masih ramai dikunjungi warga.
Lokasi pantai itu berada di ujung utara Karawang atau sekitar 3 jam perjalanan dari pusat kota Karawang, jalan menuju pantai itu cukup baik dengan jalan beton.
Warga di desa itu bermata pencaharian sebagai nelayan dengan hasil tangkapan mayoritas udang dan ikan etom. Mereka biasa pergi pagi hingga dengan jarak tempuh maksimal dua jam perjalanan.
“Biasanya disini kalau hari biasa jarang ada pengunjung. Paling kalau Sabtu – Minggu dan hari libur,” ujar Sumiati (40), pedagang di sekitar pantai saat ditemui Senin (29/10/2018).
Pantai Tanjung Pakis, berair keruh dan pasir pantai tidak terlalu putih bahkan cenderung kotor dan dangkal, seperti pada umumnya karakter pantai utara Jawa.
Meski begitu, pantai ini kerap dikunjungi wisatawan.
Saat kejadian, pagi hari, tidak banyak aktifitas di pantai ini.
Hanya beberapa nelayan dan pedagang yang belum membuka lapak dagangannya.
Sumiati mengatakan, banyak yang mendengar suara aneh di lepas pantai.
“Kalau mendengar suara ledakan sih disini banyak yang dengar, kaya semacam suara petir karena saat itu memang sedang mendung. Tiba-tiba beberapa jam kemudian banyak polisi datang,” kata Sumiati.
Hal senada dikatakan Dadang (39), pedagang di pantai itu.
Ia juga mendengar suara benturan mirip ledakan di lepas pantai.
“Suaranya memang keras, kaya petir karena memang saat kejadian mendung. Banyak disini yang mendengar kejadian tersebut,” katanya.
Diantara warga di pantai yang mendengar suara ledakan, Sabudi (30) adalah nelayan yang mengaku melihat langsung detik-detik pesawat itu jatuh.
Nelayan di desa itu kerap mencari ikan etom atau udang.
Baca: Ketua DPR Dorong Pemerintah Lakukan Audit dan Investigasi Terkait Kecelakaan Lion Air JT610
“Saya lihat, kapalnya berputar-putar lalu menukik tajam ke laut. Kalau ada yang nyebut ada suara, memang ada suara tapi itu suara saat pesawat jatuh ke laut dan terdengar (seperti) suara ledakan,” ujar Sabudi.
Ia mengaku tidak keheranan melihat peristiwa itu.
Bahkan, ia sempat kembali menepi ke tepi pantai.
Namun, saat di tepi pantai, ia melihat sudah banyak orang dan polisi.
“Di Pantai Tanjung Pakis sudah banyak orang, katanya ada pesawat jatuh, saya memang lihat dan akhirnya kembali lagi ke lokasi pesawat jatuh bersama polisi,” katanya.