SOLO – Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPLH LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengadakan pengabdian kepada masyarakat di Desa Temboro, Karang Tengah, Wonogiri.
Menurut ketua pelaksana kegiatan, A. Eko Setyanto, kegiatan tersebut berlangsung berkat kerja sama dengan Politeknik Negeri Semarang (Polines), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Pemkab Wonogiri.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga bulan, yakni bulan September-November 2018 tersebut dihelat dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Kegiatan pengabdian ini masuk dalam skim program penerapan teknologi tepat guna,” jelas Eko dalam rilisnya le Joglosemarnews, Kamis (29/11/2018).
Dengan dana dari Kementerian Ristekdikti tahun anggaran 2018, jelas Eko, kegiatan yang dilakukan berupa program pemberdayaan petani tanaman janggelan, di mana tanaman janggelan dipandang memiliki nilai ekonomis tinggi.
“Tanaman janggelan bisa dibuat menjadi agar-agar atau chincau. Pada pengabdian ini diberikan hibah teknologi tepat guna berupa satu mesin pengepres daun janggelan dengan kapasitas 40 bal sehari. Satu set mesin pembuat tepung janggelan dan sarana prasarana lainnya untuk proses pembuatan ekstrak Janggelan instan,” jelasnya.
Dalam program tersebut, jelas Eko, masyarakat diberi motivasi agar melakukan inovasi dan diversifikasi usaha janggelan. Caranya dengan mengolah daun janggelan kering menjadi produk ekstrak.
“Janggelan instan memiliki nilai ekonomis tinggi dan menembus pasar luar negeri,” ujarnya.
Menurut Eko, selama ini petani tanaman janggelan di Desa Temboro hanya menjual daun janggelan kering kepada pengepul.
Karena itu, dengan penerapan teknologi tepat guna pengepresan daun janggelan, diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi pengepakan (bal) yang akan diekspor dari hanya 1,6 ton menjadi 3,2 ton. Harga jual daun janggelan kering saat ini antara Rp 10.000-Rp 12.000/kg.
“Setelah diolah menggunakan inovasi teknologi menjadi ekstrak janggelan instan, maka harga jualnya naik menjadi Rp 60.000 -Rp 70.000/kg. Produksi ini juga bisa menjadi peluang usaha baru bagi petani Desa Temboro untuk menjadi wirausaha ekstrak janggelan instan,” ungkapnya. #suhamdani