Hampir saban hari, kolam renang dan warung makan ala wong ndeso di daerah Ngawen, RT 08, RW 51, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta ini ramai pengujung. Meski lokasinya agak masuk dan berada di seputaran pemukiman, namun obyek wisata baru yang sederhana ini sangat mudah ditemui.Hanya berjarak 300 meter dari RS Hermina, Maguwo, Yogyakarta, tempat ini akan langsung menyapa dengan sejumlah bangunan dan angin sepoi-sepoi karena hembusan pepohonan di sekitarnya.
Buka setiap hari, mulai pukul 06.00 WIB hingga 20.00 WIB, Ledhok Pereng nama Kolam Renang dan Warung Ndeso ini mulai beroperasi. Tak hanya warga atau masyarakat sekitar saja yang berkunjung untuk berenang atau menikmati suguhan makanan yang tersaji, namun juga dari luar daerah. Biasanya mereka mengetahui tempat ini dari gethok tular atau media sosial.
Diresmikan pada 22 September 2018 lalu,Ledhok Pereng ini memberdayakan luas lahan sekitar 2000 meter persegi. Mimpi dari sepasang suami istri Edi Koko dan Ninik, warga setempat yang mencoba ingin memberdayakan alas (kebun) peninggalan orangtuanya menjadi lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis.
“Jadi, waktu itu saya inginnya kebon ini dibangun tempat kos (indeskost) saja. Kan semacam investasi, tapi suami saya memberi usul tempat usaha saja. Biar lebih maju,”terang Ninik kepada Joglosemarnews.co,m, pekan lalu.
Lahan itu, diamini sang Suami Edi Koko , dulunya adalah kebun yang penuh dengan pepohonan yang besar-besar dan rimbun, termasuk pohon bambu yang sangat banyak. Ide memilih dan lantas membuat kolam renang plus warung ndeso itu , imbuh Koko tak lepas dari rasa penasarannya ketika melihat obyek wisata sejenis , namun dengan pengelolaan belum maksimal, dan ternyata menjadi magnet para penduduk di kawasan Jogja Bagian Barat sana.
“Nah, lihat di sana saja bisa seperti itu. Lokasinya juga di desa. Bisa ramai orang. Masa di sini tidak bisa,”ujarnya.
Dengan kemantaban dan tekad itulah, ia bersama teman-temannya membangun dan mewujudkan obyek wisata air yang diberi nama Ledhok Pereng. Nama itu pun sesungguhnya adalah sebutan keseharian penduduk setempat, sebab lahan tersebut agak miring lokasinya, dan berada di dekat sungai.
Dua kolam renang khusus untuk anak-anak, dan dewasa dibuat terpisah guna memberikan rasa aman dan kenyamanan. Sementara itu sebagai pelengkap juga ada wahana permainan seperti ayunan. Desain Ledhok Pereng pun terbilang unik, terasa menyatu dengan alam, diwujudkan dengan saung-saung untuk keluarga atau pengunjung saat menunggu buah hatinya berenang, ataupun menyantap makanan. Dua buah joglo yang besar khas Jawa turut melengkapi tempat tersebut, bilamana ada pengjunjung dalam jumlah banyak, atau hendak menggelar berbagai kegiatan seperti arisan, trah, reuni dan masih banyak lainnya.
Uniknya lagi, yang mungkin tak akan ditemukan di tempat lain adalah iuran masuk berenang yang cukup murah.Hanya Rp 5.000/ orang baik dewasa atau anak-anak. Namun tak jarang diakui Ninik, tarif itu kadang masih sering ditawar.
“Ya ada, misalnya mau masuk ke kolam renang itu nanya, anak sekecil gini masak Rp 5000. Bisa kurang gak. Ya gimana ya,operasional kolam renang sendiri cukup besar, “ujar Ninik tersenyum, pasalnya kejadian-kejadian tersebut menjadi bumbu yang mewarnai usahanya dan menjadi kian berkembang.
Sementara itu, aneka menu khas Ndeso tersedia secara prasmanan di sebuah joglo utama. Di atas meja kayu coklat, setiap hari rata-rata tersaji nasi, sayur tempe (jangan ndeso), sayur daun ketela, lauknya ada tempe goreng, telur,ikan-ikanan, krupuk, sambal. Makanan ringan ada mie goreng, mie rebus, mendoan, pisang goreng, sedangkan minuman teh, jeruk dan kopi. Harganya pun cukup bersahabat di kantong, nasi sayur Rp 7.000 , aneka ikan mulai Rp 2.500, gorengan pisang goreng per paket Rp 10.000 isi 4 buah.
“Kami dibantu saudara-saudara untuk memasak, dan beberapa pemuda dari luar. Tapi kalau pas ramai sekali, ada 2 freelance yang membantu,”kata Ninik.
Melihat respon masyarakat yang cukup baik, ke depan Koko ingin memaksimalkan pembangunan ataupun pembenahan demi membuat Ledhok Pereng ini sebagai salah satu obyek wisata murah dan ramah pengujung. Hal ini tak lepas dari beberapa kalangan yang sudah rutin kemari, tidak hanya keluarga, anak muda namun juga sejumlah komunitas, termasuk komunitas Lansia guna melakukan terapi dan olahraga. #Kiki Dian