JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Internasional

Duh, Gaji Profesor Berpengalaman 24 Tahun Ini Cuma Bergaji Rp 160.000 Per Bulan

suap
Ilustrasi
   
Ilustrasi

JAKARTA, Joglosemarnews – Alvaro  adalah seorang guru besar yang sudah berpengalaman 24 tahun di bidangnya. Tapi, gajinya bila dirupiahkan hanya Rp 160.000 per bulan. Jauh di bawah UMR kota-kota di Indonesia.

Itulah gambaran dampak krisis politik dan keruntuhan ekonomi di avenezuela, yang akhirnya membuat warga di sana  mendapat gaji rata-rata amat rendah.

IMF memprediksi hiperinflasi Venezuela bisa tembus 10 juta persen pada 2019 dan ini membuat mata uang Venezuela merosot jatuh. Belum lagi mahalnya barang-barang pokok dan kelangkaan.

Alvaro adalah seorang profesor teknik komputer di Venezuela barat. Dengan pengalaman akademik 24 tahun, Alvaro bisa dibilang seorang profesional yang seharusnya digaji tinggi.

Namun ternyata gaji Alvaro hanya sebesar 37.255 bolivar per bulan, atau Rp 160 ribu per bulan, seperti dikutip dari Euronews, 4 Maret 2019.

Sebagai perbandingan, di supermarket satu liter susu berharga 4.200 bolivar (Rp 18 ribu) atau 11 persen dari gaji bulanan-nya. Sementara itu, 1 kg susu bubuk berharga 19.995 bolivar (Rp 85 ribu), lebih dari setengah gajinya.

“(dampak) Hiperinflasi terlalu besar bagi keluarga untuk makan sendiri,” kata Álvaro.

Upah minimum di Venezuela adalah 18.000 bolivar, sekitar Rp 77 ribu, yang berarti bahwa satu liter susu membuat orang Venezuela merogoh seperempat upah bulanan mereka.

Harga susu sekitar 4.500 bolivar, atau 25 persen dari nilai upah minimum Venezuela.[Euronews]

Sementara Dilia, perempuan berusia 62 tahun, juga tak mampu membeli makanan yang cukup.

Petugas pembersih yang tinggal di Caracas itu hanya mendapat gaji 3.000 bolivar per hari, atau Rp 13 ribu. Gaji ini tentu sangat kurang untuk membeli makanan yang cukup.

“Dulu ada lebih banyak barang tetapi saat ini, tidak, karena semuanya begitu mahal”, katanya.

AS dan negara-negara lain telah mengirim konvoi bantuan untuk rakyat Venezuela tetapi truk tetap tertahan di Kolombia karena diblokade Maduro.

Maduro menyebut konvoi bantuan, yang tiba di kota Cucuta di perbatasan Kolombia pada 7 Februari, adalah upaya untuk “mempermalukan” Venezuela.

Pemerintah Venezuela berupaya memberi makan rakyatnya sendiri dengan truk-truk yang membawa makanan subsidi, yang bisa dibeli oleh orang-orang di lingkungan miskin.

Tetapi dari pantauan Euronews, truk-truk bantuan Maduro tidak cukup untuk memberi makan orang-orang Venezuela yang kelaparan.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com