JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Awas, Marak Telepon Mengaku Kapolres Sragen dan Minta Transferan Rp 5 Juta. Begini Modusnya! 

Agus Supriyanto, warga Sambirejo, Plupuh saat menunjukkan dua nomor pelaku yang menghubunginya dengan salah satunya mengaku sebagai Kapolres Sragen dan minta transferan uang Rp 5 juta, Jumat (5/7/2019). Foto/Wardoyo
   
Agus Supriyanto, warga Sambirejo, Plupuh saat menunjukkan dua nomor pelaku yang menghubunginya dengan salah satunya mengaku sebagai Kapolres Sragen dan minta transferan uang Rp 5 juta, Jumat (5/7/2019). Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Warga diresahkan dengan maraknya telepon yang mengaku sebagai oknum aparat. Bahkan kali ini mengaku sebagai Kapolres Sragen.

Mengabarkan ada anggota keluarga ditahan karena menabrak orang, oknum yang mencatut nama Kapolres itu kemudian meminta mentransfer uang Rp 5 juta sebagai jaminan.

Modus penipuan via telepon mencatut nama Kapolres itu kembali mencuat dalam beberapa waktu terakhir di wilayah Plupuh. Salah satunya dialami Agus Supriyanto (32) warga Dukuh Sambirejo RT 13, Desa Sambirejo, Kecamatan Plupuh.

Kepada wartawan, ia menceritakan kejadian ditelepon oknum mengaku Kapolres Sragen itu terjadi kemarin, Kamis (4/7/2019). Pria yang sudah berkeluarga itu mengatakan kejadian berawal ketika dirinya sedang terlelap tidur.

Di tengah terlelap, mendadak teleponnya menerima panggilan dari dua orang berbeda secara beruntun. Penelepon pertama sekitar pukul 01.30 WIB dinihari.

Pelaku yang menggunakan nomor HP  081361692441 itu mengabarkan bahwa adiknya di tahan di Polres Sragen karena barusaja menabrak orang hingga meninggal. Karena nama yang disebut memang nama adiknya, Agus pun sempat gemetaran mengira adiknya benar kecelakaan.

Belum reda kecemasannya, handphonenya kembali berbunyi. Kali ini penelepon menggunakan nomor lain dan mengaku sebagai Kapolres Sragen.

Dalam teleponnya, oknum itu menyampaikan bahwa adik Agus yang bernama Yoko, ditahan di Polres Sragen. Jika ingin bebas, maka Agus diminta segera mentransfer Rp 5 juta sebagai jaminan.

Oknum tersebut juga sempat menyebutkan nomor rekening dan meminta Agus sesegera mungkin mentransfer.

Pelaku kedua yang mengaku Kapolres itu tercatat menggunakan nomor HP  082125227321. Karena mengaku Kapolres, Agus yang awam pun makin cemas.

Baca Juga :  Berkah Hari Raya Idul Fitri Toko Pusat Oleh-oleh di Sragen Diserbu Pembeli

“Siapa nggak kaget Mas. Malam-malam sekitar jam 01:30 WIB, tiba-tiba dapat telepon dari seseorang yang mengatakan bahwa adik saya (Yoko) nabrak orang sampai meninggal dan adik saya ditahan di polres. Saya juga agak percaya karena dia nyebut nama adik saya dan alamat sini. Nggak lama kemudian ada yang menelepon lagi nyebut sebagai Pak Kapolres Sragen. Intinya minta ditransfer uang Rp 5 juta untuk jaminan agar adik saya nggak ditahan,” ujar Agus Jumat (5/7/2019).

Agus mengaku saat itu sempat panik dan hendak menuruti permintaan transfer.

Selain nama adiknya dan alamat yang disebut sama persis, perkataan pelaku yang menelepon hampir satu jam itu terdengar sangat meyakinkan.

Terlebih, pelaki sempat memperdengarkan suara orang yang menurutnya juga sangat mirip suara adiknya.

“Suara yang didengarkan juga mirip sekali dengan suara adik saya bernama Yoko. Setelah itu dia bilang kalau adik saya akan diantar ke rumah tapi syaratnya harus ada jaminan uang Rp 5 juta itu,” terangnya.

Beruntung, di tengah situasi pikiran Agus yang panik terpengaruh kabar itu, istrinya, Sri Supadmi (28) kemudian bangun.

Melihat suaminya panik, Sri langsung berinisiatif menelepon adiknya, Yoko. Sempat beberapa kali tidak diangkat, telepon Sri akhirnya berhasil diterima oleh Yoko.

Saat dihubungi, Yoko mengaku malam.itu tidak pergi kemana – mana, tidak mengalami kecelakaan atau ditahan. Mendengar itu, Sri langsung tenang dan kemudian menyampaikannya ke suaminya.

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

“Soalnya istri saya trauma Mas. Dulu pernah juga dikabari keluarga meninggal malam hari. Ini malah ada kabar lagi mengalami tabrakan. Untungnya istri saya bisa nelepon adik saya, sehingga saya nggak jadi transfer,” urainya.

Agus menambahkan insiden telepon bermodus mengabarkan anggota keluarga ditahan dan minta uang jaminan itu tak hanya menimpa dirinya.

Sebelumnya, dua tetangganya juga sempat menceritakan menerima telepon serupa beberapa pekan lalu.

“Untungnya juga belum sempat transfer tapi sudah tersadar. Yang bikin penasaran, darimana mereka bisa tahu nama adik saya, kemudian juga tahu alamat secara lengkap,” tuturnya.

Terpisah, Kapolres Sragen AKBP Yimmy Kurniawan saat dikonfirmasi perihal oknum yang menelepon mencatut namanya itu, menegaskan bahwa itu hanya modus penipuan.

Ia mengimbau jika ada telepon mengatasnamakan aparat atau Kapolres, agar tidak perlu ditanggapi.

Pucuk pimpinan di Polres Sragen itu menegaskan tidak mungkin dirinya sebagai Kapolres menelepon warga mengabarkan kecelakaan. Apalagi sampai minta transfer uang.

Sebaliknya, pihaknya mengimbau jika ada oknum yang menelepon mengaku-aku, masyarakat diminta segera mengkroscek ke Polres, Humas Polres atau nomor pribadinya yang selalu ia share dan sampaikan kepada publik.

“Nggak mungkin lah Kapolres telepon minta uang. Nggak ada itu. Makanya saya mengimbau kalau ada telepon atau apapun mengatasnamakan polisi, silakan bisa dikroscek terlebih dahulu kebenarannya. Bisa langsung kontak atau lapor ke humas atau ke nomor saya yang sudah saya share juga. Dan jangan mudah percaya pada orang yang telpon mengatasnamakan Kapolres,” tandasnya. Wardoyo

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com