JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Kisah Haru Peraih Penghargaan Kompetisi Robotik Internasional asal MTSN 8 Sragen. Hanya Anak Tukang Permak, Risqi Ngotot Ikut Ekskul Meski Tak Punya Laptop 

Muawanatul Badriyah bersama M Rizky saat menerima penghargaan. Foto/Istimewa
Muawanatul Badriyah bersama M Rizky saat menerima penghargaan. Foto/Istimewa

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Muhamad Miftahul Risqi (15), siswa MTs Negeri 8 Sragen sukses mengharumkan nama sekolah dan Sragen. Siswa kelas IX itu tak dinyana menyabet penghargaan dalam kompetisi robotika internasional bertajuk World Robot Games yang digelar di Bangkok, Thailand dua hari lalu.

Keberhasilan Risqi akhirnya menguak sisi lain nan mengharukan. Siapa sangka, Risqi yang meraih Performance Award kategori Line Tracing Extreme, menyisihkan 49 peserta dari berbagai negara itu ternyata lahir bukan dari kalangan berada.

“Bapaknya Risqi, Munandar, sehari-hari hanya bekerja sebagai tukang permak baju di pinggir jalan Pasar Tuban, Gondangrejo, Karanganyar,” papar Kasek MTSn 8 Sragen, Muawanatul Badriyah, Rabu (4/9/2019).

Baca Juga :  Breaking News Pemuda di Sragen Tenggelam di Sungai Bengawan Solo Wilayah Kecamatan Ngrampal

Risqi sukses menyabet penghargaan dalam kategori Line Tracing Extreme. Di kategori ini, robot-robot milik peserta diharuskan mampu melalui jalur lintasan yang sudah ditentukan oleh panitia.

Tingkat kesulitan kategori ini tergolong tinggi, karena para peserta harus menghitung secara presisi antara kecepatan dan jalur lintasan, agar robot tidak keluar jalur atau bahkan roboh.

Cerita haru itu juga datang ketika prestasi besar Risqi ternyata juga lahir di tengah keterbatasan. Muawanatul menuturkan  waktu sekolah, pertama kali membuka ekstrakulikuler robotika, sebenarnya dianjurkan bagi siswa yang memiliki laptop.

Baca Juga :  Geger 2 Orang Petani Asal Desa Gebang, Masaran, Sragen Kompak Gantung Diri di Pohon Jambu dan Cor Beton

Namun Risqi yang tak punya laptop, ngotot untuk mengikuti ekstrakurikuler itu. Laptop memang wajib dimiliki untuk keperluan pemrograman robot dan seluk beluk yang memang hanya bisa dioperasikan dengan laptop.

“Meski tidak punya laptop, namun kami lihat punya bakat dan kesungguhan. Akhirnya pihak sekolah meminjami laptop,” urai Kasek yang akrab disapa Ana itu.

Rupanya keputusan sekolah itu tak sia-sia. Bakat besar itu berbuah manis. Risqi ternyata punya kemampuan menonjol di antara teman-temannya. Sehingga kelebihan itu menjadikannya terpilih untuk ikut lomba.

Halaman selanjutnya »

Halaman :  1 2 Tampilkan semua
  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com