SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemkot Semarang telah menutup secara resmi lokalisasi Sunan Kuning Semarang. Sebanyak 448 pekerja seks komersial yang selama ini menghuni lokalisasi terbesar di Semarang itu dipulangkan.
Walikota pun berharap penutupan itu menjadi momentum bagi para warga binaan untuk hijrah ke jalan yang baik.
Hal itu setidaknya diungkapkan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat menutup lokalisasi tersebut.
“Ketika ada edaran Kementerian Sosial kalau 2019 prostitusi hilang. Ya inilah saatnya kita insaf. Kembali ke kehidupan lebih baik,” kata Hendrar, kepada wartawan di Semarang, kemarin.
Hendrar meminta 448 warga binaan yang terdiri dari wanita pekerja seks segera pulang ke daerah asalnya masing-masing.
Ia berharap para PSK menemui orangtua masing-masing dan meminta maaf. “Saya doakan saudara sekalian mendapat pekerjaan yang lebih baik dan menghasilkan rezeki dan kesuksesan,” ucapnya.
Pemerintah Kota Semarang memutuskan resmi menutup kompleks resosialisasi Argorejo atau yang lebih dikenal dengan lokalisasi Sunan Kuning Semarang pada Jumat, 18 Oktober 2019 kemarin.
Penutupan tersebut ditandai dengan pembacaan ikrar oleh beberapa perwakilan warga binaan yang dipimpin oleh Ketua Pengelola Resos Argorejo Suwandi. Ikrar itu sendiri menyatakan para warga binaan Resos Argorejo bersedia meninggalkan profesi wanita pekerja seks dalam rangka meningkatkan harkat martabat sebagai perempuan.
Sebagai tanda resminya penutupan kompleks lokalisasi tersebut, WaliKota Semarang Hendrar Prihadi membuka tirai papan pengumuman yang bertuliskan “Wilayah Argorejo (SK) Kawasan Bebas Prostitusi”
Menurut Wali Kota, kawasan Resos Argorejo ini nantinya akan diubah menjadi kampung tematik.
“Akan difokuskan untuk optimalisasi wisata religi Sunan Kuning,” pungkasnya. Wardoyo/JSnews