JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Pengakuan Sopir dan Penjual Mie Ayam Pelaku Video Viral di Tanon Sragen. Sebut Nekat Demo Karena Efek Nganggur dan Hanya Diajak!

Salah satu sopir, Ujang, yang merekam video demo viral di Tanon, saat memberikan klarifikasi di balai desa Kamis (26/12/2019). Foto/Wardoyo
   
Salah satu sopir, Ujang, yang merekam video demo viral di Tanon, saat memberikan klarifikasi di balai desa Kamis (26/12/2019). Foto/Wardoyo

SRAGEN,JOGLOSEMARNEWS.COM Kasus aksi demo kecil-kecilan yang digelar 3 sopir dan penjual mie ayam di depan balai desa yang mendadak viral, akhirnya mendapat pengakuan dari mereka.

Saat dihadirkan ke balai desa dan diklarifikasi, mereka mengaku hanya diajak dan sebenarnya tak tahu maksud tujuan dari aksi itu.

Selain itu, yang berprofesi sopir juga mengaku mau demo karena kondisinya yang saat ini sedang nihil kerjaan alias nganggur.

“Kemarin itu saya hanya diajak Pak. Kebetulan sebelum demo, kan orang itu mampir warung. Saya pas di warung di ajak. Saya yang ngrekam. Saya kira karena efek nganggur, jadi ya ikut saja diajak. Sebenarnya ya nggak tahu tujuannya apa,” papar salah satu sopir muda bernama Ujang, saat diklarifikasi Pj Kades dan perangkat di balai desa Kamis (26/12/2019) siang.

Ujang yang selama ini dikenal juragan beras dan banyak armada, mengaku nggak tahu siapa yang punya ide kali pertama.

Baca Juga :  Jelang Masa Jabatan Berakhir, Bupati Sragen Gelar Halal Bi Halal dan Mohon Maaf di Sumberlawang dan Miri

Dirinya hanya ikut saja ketika di ajak dan diminta mereka saat tiga rekannya berorasi sambil memegang spanduk.

Dia juga menyesal ketika tahu akhirnya video aksi itu diunggah di medsos dan menyebar hingga viral ke mana-mana.

“Kalau tahu mau diviralkan gini, saya kemarin nggak mau ngrekam. Sebenarnya nggak ada masalah apa-apa, tapi ya itu tadi mungkin efek nganggur Pak,” tegasnya.

Senada, penjual mie ayam bernama Suyatno Gudel yang juga ikut memegang spanduk, saat diklarifikasi di balai desa juga sedikit gelagapan.

Suyatno Gudel penjual mie ayam depan balai desa. Foto/Wardoyo

Ia mengaku saat hari Selasa (24/12/2019) itu dirinya sedang di warungnya yang ada persis di depan balai desa. Kemudian datang tiga orang yang kemudian memanggilnya dan meminta memegangi spanduk.

“Saya hanya dipanggil metuo sedelo. Lalu diajak kon nggoceki tok (disuruh memegangi spanduk saja). Tujuan aslinya apa nggak tahu. Saya yang ngajak Sawijo,” paparnya.

Baca Juga :  Tanpa Restu Bapak, Untung Wina Sukowati Calon Bupati Sragen 2024 Nekat Maju Lewat Partai Demokrat: Ini Tekat Saya Sendiri

Gudel juga menyebut bahwa aksi itu berlangsung spontan. Tidak ada yang mbayar dan dirinya juga hanya ikut saja.

Ia pun mengaku menyesal ketika tahu bahwa aksi itu beredar luas dan jadi sorotan di mana-mana. Perihal latar belakang dan apa tujuan aksi, ia mengaku sama sekali tidak tahu.

“Kalau tahu jadinya begini, saya kemarin nggak mau lah Pak,” katanya menyesal.

Sayangnya, dua sopir lainnya yang bertindak sebagai orator yakni Sawijo dan Zainuri tidak bisa dihadirkan untuk diklarifikasi. Namun saat dipanggil seusai beraksi, pihak Pj Kades, Sumarsono dan Sekdes Muh Zamroni memastikan mereka sudah diberi penjelasan perihal aturan pengelolaan proyek desa.

“Dan mereka sudah bisa menerima,” tandas Sumarsono. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com